Perundingan Indonesia--European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) selesai. Perjanjian ini membuka pintu baru bagi perdagangan Indonesia dan Eropa. Ada peluang besar di sana. Sebanyak 8.819 produk Indonesia, 90,4 persen dari semua pos tarif Uni Eropa, masuk tanpa bea. Pasar terbuka lebar. Investasi dari Eropa mengalir lebih mudah.Â
Tetapi tidak ada hadiah gratis. Tantangan muncul. Produk Indonesia harus lolos syarat yang keras. Sertifikasi kesehatan. Standar keamanan pangan. Regulasi lingkungan. Transparansi rantai pasok. Semua harus dipenuhi jika ingin diterima.
Sistem standar Uni Eropa berlapis. Tingkat pertama adalah EU harmonization laws. Ada regulasi horizontal dan 30 direktif sektoral. Semua menetapkan essential requirements: syarat pokok kesehatan dan keselamatan.Â
Tingkat kedua lebih rumit. Ada 5.000 harmonized standards atau standar harmonisasi. Disusun oleh European Committee for Standardization (CEN), European Committee for Electrotechnical Standardization (CENELEC), dan European Telecommunications Standards Institute (ETSI). Standar ini jalan pintas menuju presumption of conformity. Secara hukum sukarela. Secara praktik wajib. Produsen memilihnya untuk menghindari risiko hukum dan biaya besar.
Keanggotaan lembaga standar ini luas. Tidak hanya Uni Eropa. Ada tiga lingkaran. Full members: seluruh negara UE, juga Norwegia, Turki, Swiss, Serbia.Â
Affiliates: negara Balkan, Georgia, Moldova, Ukraina.Â
Companions: mitra seperti Kanada, Australia, Maroko, Israel, Selandia Baru. Mereka juga terhubung dengan International Organization for Standardization (ISO), International Electrotechnical Commission (IEC), dan International Telecommunication Union (ITU). Semua ini membentuk jaringan standar global.
Bagi Indonesia, ini pedang bermata dua. Akses pasar ada. Tapi hanya berarti jika produk lolos semua lapisan standar. Itu butuh lembaga sertifikasi nasional yang kuat. Regulasi domestik yang selaras dengan direktif Eropa. Keterlibatan aktif di jejaring internasional. Kepatuhan bukan sekadar beban. Ia modal strategis.
Jadi, IEU-CEPA bukan hanya soal tarif nol persen. Ini soal keberanian Indonesia masuk ke sistem standar Eropa yang rumit.Â
Jika bisa menavigasinya, posisi Indonesia di rantai pasok global akan naik. Jika gagal, peluang hanya tinggal angka di atas kertas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI