Mohon tunggu...
Isana Rahmawati
Isana Rahmawati Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang guru Bimbingan konseling yang bertugas di SMP Negeri 1 Senori kabupaten Tuban provinsi jawa timur.

Selain berprofesi seorang guru saya juga merupakan seorang istri dan merupakan seorang ibu dari putra saya, hobby saya memasak, karena memasak merupakan love leguage yang dicurahkan dari seorang istri dan seorang ibu untuki keluarga tercinta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Efektivitas Konseling Realita Meningkatkan Kedisiplinan Peserta Didik

11 Februari 2024   10:00 Diperbarui: 11 Februari 2024   10:02 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekolah Menengah Pertama (SMP) menurut (fauzan:2013) merupakan jenjang pendidikan dasar pada pendidikan formal di Indonesia (Badan Standar Nasional Pendidikan). SMP dapat ditempuh setelah lulus dari Sekolah Dasar (atau sederajat). 

Masa studi Sekolah Menengah Pertama yaitu selama tiga tahun, mulai dari kelas VII sampai kelas IX, Berdasarkan data Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2017), usia peserta didik pada tingkat SMP di Indonesia berkisar antara 13-15 tahun. Peserta didik yang berusia 13-15 tahun dalam tahap perkembangan berada di masa remaja. 

Peserta didik di SMP dikategorikan sebagai remaja. Santrock (2014) menyebutkan bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, dimulai dari usia 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 atau 21 tahun, ditandai dengan perubahan biologis, sosiemosional, dan kognitif. Hal ini sejalan dengan pendapat Papalia (2013) yang menjelaskan masa remaja sebagai masa peralihan yang berlangsung sejak usia 10 atau 11 tahun, hingga masa remaja akhir atau usia 20-an awal. 

Dalam masa peralihan tersebut terdapat banyak sekali permasalahan-permasalahan dikalangan remaja. Permasalahan yang dialami anatara lain kurangnya disiplin, kurangnya pemahaman  tentang mamatuhi tata tertib, malas belajar, kurang bisa mengelola waktu, kurangnya pemahaman tanggung jawab terhadap dirinya. 

Pada kenyataanya banyak peserta didik yang masih belum bisa mengelola waktu dengan baik seperti kurangnya mematuhi aturan tata tertib yang ada di sekolah. Hal ini dapat dilihat dari peserta didik yang sering datang terlambat ke sekolah dengan berbagai macam kebiasaan. 

Pengertian kebiasaan melakukan terhadap situasi tertentu yang dipelajari oleh seorang individu dan yang dilakukanya secara berulang untuk hal yang sama. Datang menurut kamus besar bahasa indonesia tiba di tempat yang di tuju. 

Menurut Wilimore,T.J dalam aisyah (2008) menyatakan terlambat adalah datang tidak pada waktunya. Sesuai dengan pernyataan para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa kebiasaan datang terlambat kesekolah adalah semua tingkah laku atau tindakan peserta didik yang tidak tepat atau melebihi waktu yang telah ditentukan oleh pihak sekolah. 

Kebiasaan datang terlambat ini jika tidak segera diatasi jelas akan mempengarui proses belajar mengajar peserta didik dan lebih jauh lagi memiliki pengaruh terhadap proses belajarnya. 

Berdasarkan hasil observasi ditemukan bahwa kebiasaan datang terlambat berkaitan erat dengan kesadaran mengelola waktu.  Permasalahan tentang datang terlambat yang dipengaruhi oleh rendahnya kedisiplinan  terjadi pada peserta didik SMP Negeri 1 Senori. Di dapatkan sebuah fakta hampir setiap hari peserta didik selalu datang terlambat kesekolah yakni mencapai 10 anak per hari. 

Data ini diperoleh dari dokumentasi guru BK di SMPN 1 Senori. Fakta di atas menunjukan bahwa kebiasaan datang terlambat merupakan salah satu perilaku akibat dari ketidaksiplinan peserta didik terhadap peraturan sekolah. Kebiasaan datang terlambat timbul karena adanya kurang tanggung jawab terhadap dirinya sendiri. 

Perilaku tersebut timbul karena adanya beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perilaku terlambat. Di SMP Negeri 1 Senori penyebab peserta didik datang terlambat diambil dari data dokumentasi guru BK, antara lain : bangun kesiangan, jarak rumah dari sekolah yang cukup jauh, tidak ada yang mengantar dan sebagaiya. 

Selain penyebab tersebut, kebasaan datang terlambat juga disebabkan adanya peserta didik yang mempunyai kebiasaan buruk seperti sengaja datang terlambat kesekolah, menunda berangkat ke sekolah, dan menunggu teman. Tetapi dari penyebab keterlambatan peserta didik datang kesekolah jika peserta didik mampu mengelola waktunya dengan baik seperti bangun lebih awal dan berangkat lebih pagi ke sekolah, maka siswa tidak akan terlambat masuk sekolah.

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan jenis layanan yang diberikan opleh guru BK yakni konseling realita  Menurut Darminto (2003:158) dalam fatma (2010) tujuan mendasar dari konseling realita adalah membantu konseli agar memeiliki kontrol yang lebih besar terhadap kehidupannya sendiri dan mampu membuat pilihan yang lebih baik. 

Pilihan yang baik tersebut merupakan suatu pilihan yang bijaksana yang dipersepsi sebagai pilihan yang memenuhi kriteria sebagai berikut : 1.Dapat membantu memenuhi kebutuhan dasar  2. Bertanggung jawab 3. Realistik 4. Memungkinkan untuk dapat menjalin hubungan yang saling memuaskan dengan orang lain 5.Memungkinkan untuk mengembangkan identitas berhasil 6. Memungkinkan untuk memiliki keterampilan yang konsisten untuk membentuk tindakan yang sehat yang meningkatkan perilaku totalnya.

Terapi realitas bisa ditandai sebagai terapi yang aktif secara verbal. Prosedur-prosedurnya difokuskan pada kekuatan-kekuatan dan potensi-potensi klien yang dihubungkan dengan tingkah lakunya sekarang dan usahanya untuk mencapai keberhasilan dalam hidup. Untuk mencapai tujuan-tujuan konseling tersebut, teknik yang digunakan dalam kegiatan konseling kelompok realita ini adalah teknik WDEP yang merupakan akronim dari Wants (keinginan), Direction (arahan), Evaluation ( penilaian), Planning (perencanaan). Teknik ini digunakan untuk membantu klien menilai keinginankeinginannya, perilaku-perilakunya, dan kemudian merumuskan rencana-rencana. Penerapan konseling kelompok realita teknik WDEP ini bertujun untuk membantu konseli agar memiliki tanggung jawab yang lebih terhadap dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun