Mohon tunggu...
Isal Teje
Isal Teje Mohon Tunggu... Blogger Ecek-Ecek -

Penulis ecek-ecek yang sedang mencoba menaikan karirnya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Realitas Drama

4 Desember 2017   14:21 Diperbarui: 4 Desember 2017   14:47 751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup merupakan sebuah kesamaran yang berbesit di mata, mata memproyeksikan semua kesamaran itu melalui visual, sedangkan otak kita berfikir untuk merealisasikan hal tersebut. Kesenangan, kesedihan hanyalah ungkapan dari sebuah perasaan yang sejatinya kita tidak tau mengapa kita bisa merasakan hal tersebut. karena punya hati? tidak. Kita hanyalah sebuah untaian boneka yang berperan diatas panggung dimana sebuah pemikiran terhadap tokoh-tokoh tersebut telah tersusun dan terskema dengan rapi serta sempurna. 

Yap benar, kita melalui proses improvisasi dari sebuah fikiran yang merasuk kedalam alam bawa sadar itulah motivasi, tanpa adanya satu tujuan untuk meraih puncak. Kita tau semua membutuhkan proses, ini merupakan proses di mana kita menuju suatu akhir. Kalian pasti tahu ahir dari sebuah drama kehidupan ini, yap benar. Kematian. hal ini sangat ironis, manusia berfikiran negatif, meninggal-meninggal dan meninggal, sebuah hal yang menakutkan atau bahkan diabaikan, adapun yang menyambutnya dengan tersenyum. Namun, inilah akhir perjalanan kita, di mana semua yang kita lakukan bertujuan pada hal itu. Jangan lah kau terlalu fikirkan, tetapi coba pikirkan dan berikan suatu ruang di otak mu bahwa kita akan merasakan kematian. Bukan maksud untuk mengingat, tapi hanya memberikan sugesti sehingga kita bijak dalam menjalani drama kehidupan ini. 

Tak sadar anda melakukan hal-hal merangsang stimulasi pikiran anda dan terbawa oleh arus kehidupan, bukan kah sejatinya kita para aktor harusnya yang mengendalikan kehidupan? bukan malah terbawa. Tanpa sadar anda menentang akan adanya sebuah akhir dari setiap pertunjukan, bukan kah begitu? ya, itu merupakan sebuah sugesti yang masuk kepikiran anda, sehingga anda terbawa oleh sebuah pertunjukan tersebut, terhanyut bahkan keluar dari jalur yang semestinya anda lalui, itulah yang dinamakan sebuah 'masalah' atau kata lain 'problematika'. 

Setiap manusia memiliki hal tersebut, ini lah yang membuat perasaan manusia teralihkan sejenak, atau yang sering digembar-gemborkan 'ujian hidup', proses inilah yang banyak orang katakan dapat merubah pribadi seseorang atau menstimulasi agar dapat menjadi lebih baik, sejatinya hal tersebut sudah ada di diri manusia, menjadi lebih baik 'IMPROVISASI'= Motivasi. Manusia memilih untuk mendorong satu sama lain, alangkah lebih baiknya kita melakukan self movement, memang tak terhindarkan manusia membutuhkan tolak ukur untuk melakukan improvisasi, baik kesenangan, kesedihan dan berbagai jenis lainya. Tetapi hal ini hanya untuk membuktikan manakah aktor yang lebih pantas? atau bisa dikatakan pemeran utama.

Pertanyaan singkat dari saya, pasti disetiap pementasan akan ada akhir, apakah anda seorang pemeran utama?

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun