Mohon tunggu...
Isa BellaMulia
Isa BellaMulia Mohon Tunggu... Jurnalis - maha siswa Tadris Matematika IAINJeber

suka menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pesantren sebagai Sub Culture Islam Nusantara

13 Mei 2020   23:04 Diperbarui: 13 Mei 2020   23:29 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Assalamualaikum semua, bagaimana masih penasaran resume yang ingin saya bagi hari ini tentag apa?? Yang jelas saya masih berbicara seputar Islam Nusantara yakni mengenai Pesantren sebagai Sub Culter Islam Nusantara.

Pesantren

Pesantren atau pesantrian berasal dari akar kata santri, yang berarti orang yang pandai agama. Dalam KBBI santri berarti orang yang shalih, atau orang yang berguru agama jauh dari tempat tinggalnya. Sedangkan pesantren maknanya lebih mengarah pada tempat atau lembaga yang menjadi tempat para santri mencari ilmu.

Perkembangan pesantren

Fase perkembangan pesantren terbagi menjadi empat fase, diantaranya:

  1. Periode Awal: Fase ini dikenal mulai masuknya Islam di Indonesia. Para sejarawan berbeda pendapat mengenai bagaimana asal mula berdirinya pesantren. Ada yang mengatakan bahwa Wali Songolah yang mengenalkan metode pembelajaran ini, ada juga yang berpendapat lainnya. Terlepas entah siapa yang membawanya terlebih dahulu pada kenyataannya pesantren telah menunjukan eksistensinya di Indonesia.
  2. Penjajahan Belanda: semangat westernisasi dan misi penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh colonial Belanda, menciptakan ruang gerak yang sempit bagi perkembangan pesantren di Indonesia. Bahkan colonial Belanda menyebarkan opini-opini negative guna menekan perkembangan pesantren. Selain itu Belanda juga mendirikan kantor khusus yang gunanya memantau gerak-gerik pesantren. Hal itu dikarenakan Belanda menyadari betapa kuatnya semangat yang mengalir di darah ulama-ulama dan para pejuang Islam.
  3. Penjajahan Jepang: masuknya Jepang di Indonesia pada tahun 1942 dengan semboyannya Asia Timur Raya untuk Asia. Pada awalnya jepang berlagak seolah menjadi penolong dan sumber harapan bagi Indonesia. Banyak kebijakan Jepang yang terkesan mendukung perkembangan pesantren dan kemerdekaan Indonesia, diantaranya: membuat Kantor Urusan Agama, membantu perkembangan pesantren, mengajarkan budaya sopan santun, dan mendirikan organisasi Islam. Namun semua kebaikan itu tidak berlangsung lama lambat laun Jepang menunjukan taringnya. Tindakan sewenang-wenang, dan melakukan kekerasan tanpa rasa kemanusian.
  4. Pasca kemerdekaan: pada fase ini pesantren semakin berkembang dan meningkatkan kualitasnya. Pada tahun 1970 pesantren tak hanya berkembang secara kuantitas, tetapi juga sudah meningkatkan system pembelajarannya.

Sesuai dengan tujuan pesatren yaitu untuk membina warga negara yang berkepribadian muslim yang nantinya berimplikasi pada terciptanya kesejahteraan kehidupan berbangsa pesantren telah sukses menjadi tempat percetakan kader bangsa yang berkualitas dan menjadi tempat penanaman cultur bangsa Indonesia. Sekian tulisan ini menemani pembacaku yang budiman, terimakasih dan semoga bermanfaat ^_^

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun