Suatu ketika, pada sebuah acara di kompleks Pondok Pesantren Darul Hasanah Syekh Abdurrauf Singkil, Ketua Tanfidziyah PCNU (Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama) Kab. Aceh Singkil, Ust. H. Roesman Hasmy, pernah bertanya kepada Abuya mengenai penamaan 'rateb seribee' tersebut. "Mengapa Abu menamakannya rateb seribee?" Tanya Ust. Roesman. Abuya kemudian menjawab, "Biar keren," kata Abuya diikuti tawa jemaah.
Disukai atau tidak, diakui atau tidak, rateb seribee yang diusung oleh Abuya merupakan salah satu metode yang ampuh dan telah terbukti mampu menjadi magnet/penarik bagi khalayak. Di Kec. Singkil, Kab. Aceh Singkil, misalnya, dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh MPTT-I, baik pengajian, peringatan hari-hari besar Islam, dan lain sebagainya, rateb seribee merupakan acara pemungkas yang selalu dinanti-nantikan oleh para pencintanya.Â
Pencinta rateb seribee terdiri dari berbagai usia dan kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua; anak pesantren, orang biasa, hingga anak jalanan, bersatu dalam majelis zikir seakan tiada perbedaan.Â
Penyelenggaraan rateb seribee juga terkesan unik. Jika umumnya majelis zikir diadakan di masjid-masjid dan lapangan, lain halnya dengan rateb seribee. Oleh Abuya, rateb seribee memang sengaja "diciptakan" agar diselenggarakan di mana-mana untuk "menjaring" para anak-anak muda dan umat yang selama ini lalai dari menyebut dan mengingat Sang Pencipta.
Terbukti, satu, dua, delapan, sepuluh, dua puluh, lima puluh, seratus, bahkan tak terhitung lagi secara pasti jumlah anak-anak muda yang selamat dari perilaku kriminal dan jeratan narkoba berkat rateb seribee di bawah bimbingan Abuya.
MPTT-I yang juga berpusat di Pondok Pesantren Darul Ihsan, Pawoh, Labuhanhaji Aceh Selatan, sejak beberapa tahun belakangan telah menunjukkan perkembangan yang cukup pesat. Tidak hanya di Aceh, di hampir seluruh provinsi dan kabupaten di Indonesia, MPTT-I dan rateb seribee telah tersebar dan terus menggema.
Kecintaan Abuya terhadap umat memang terkesan luar biasa. Di usianya kini yang telah senja, Abuya lebih banyak menghabiskan waktunya untuk berdakwah ke mana-mana ketimbang berkumpul dengan anak dan cucu-cucunya. Di sela kesibukan beliau yang begitu padat, Abuya juga mempunyai tugas untuk mengasuh pesantrennya, mengisi pengajian dan memimpin tawajuh pada setiap Sabtu pagi hingga siang harinya, dan lain sebagainya.
Inilah sosok Abuya. Seorang sufi yang mengangkat kembali ajaran kesufian yang dibawa oleh Syekh Abdurrauf as-Singkily, mengajak umat untuk senantiasa bertobat dan mendekatkan diri kepada Allah tanpa henti, dan memaafkan serta mendoakan orang-orang yang menembakkan peluru fitnah, cemoohan, dan segudang caci maki.
Semoga Abuya sehat selalu.
Salam takzim, Irwan Syahputra Lubis.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI