Mohon tunggu...
Irwan Irwansyah
Irwan Irwansyah Mohon Tunggu... Human Resources - Professional Coach

Soft Skilled Trainer Motivator Professional Coach spesialisasi Career Coach & Corporate Coach

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tanamkan Jiwa Entrepreneur Selagi Menjadi Karyawan

23 Maret 2017   14:08 Diperbarui: 23 Maret 2017   14:21 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bangun, Bangun, Banguuuuuun. Itulah kalimat yang harus saya ucapkan buat memotivasi diri saya sendiri dan juga pembaca sekalian agar mau memulai untuk menjadi seorang Enterpreneur selagi masih berstatus sebagai karyawan.

Apa dan kenapa harus demikian ?

Pembaca mungkin pernah dengar atau pernah membaca tentang Istilah Sandwich Generation. Sandwich Generation itu berdasarkan Literatur yang pernah saya baca adalah Generasi yang berusia 30 tahun sampai dengan 40 tahun yang memiliki beban selain membiayai keluarga dan anak sendiri, generasi ini harus menanggung biaya orang tuanya yang sudah tidak berpenghasilan dan tidak memiliki kebebasan finansial dimasa tuanya.

Berangkat dari situ maka kita yang sekarang tergolong dalam Sandwich Generation ini harus mulai mempersiapkan diri dengan perencanaan keuangan masa depan yang baik. Sebagian banyak orang mungkin belum menyadari dan mempunyai berbagai alasan untuk tidak melakukan ajakan ini diantaranya :

  •  Saat ini status sebagai pegawai dimana setiap bulan mendapatkan gaji yang rutin dan tetap.
  • Tidak biasa dengan pekerjaan target seperti wirausaha kebanyakan yang harus dapat mencapai target minimum guna survive di Businessnya.
  • Tidak memiliki Ide Usaha
  • Tidak ada waktu untuk memulai karena kerja dari Senin sampai Jum’at, Berangkat Subuh pulang hampir tengah malam, hari sabtu dan minggu istirahat karena kecapean dan refreshing dengan keluarga.
  • Banyak teman yang buka usaha namun akhirnya bangkrut.
  • Hidup harus dinikmati, mengalir saja seperti air yang mengalir
  • Dan segudang alasan lainnya.

Orang yang berpikiran jangka pendek hidupnya tidak akan lebih baik masa depannya dibanding dengan orang yang memiliki pemikiran jangka panjang. Ini dibukti dalam penelitian terhadap anak TK yang dibagi kue oleh gurunya, kemudian gurunya keluar sebentar, sebelum keluar gurunya berkata “ Silahkan sambil ibu keluar sebentar bagi kalian yang ingin makan kue nya sekarang silahkan dimakan dan kepada yang ingin makan kuenya nanti ibu akan berikan tambahan 1 kue lagi”, tidak lama kemudian sebagian anak ada yang makan kuenya dan sebagian tidak. Setelah beberapa puluh tahun kemudian dicek bahwa anak-anak yang tidak menunda memakan kuenya memiliki kehidupan yang lebih”.

So, mau tidak mau harus kita harus memulai dari sekarang, mengorbankan kenikmatan jangka pendek demi kebahagian jangka panjang, melatih mental berjiwa wirausaha, kenapa harus wirausaha kan perencanaan keuangan bisa bermacam-macam, itu pertanyaan yang timbul dari sebagian banyak orang. Alasannya karena hanya sebagian kecil karyawan yang dapat berinvestasi dari hasil kerjanya, kebanyakan dari kita gaji yang dapatkan hanya cukup untuk membiayai kehidupan mereka 1 bulan juga bahkan cenderung kurang. Setuju apa tidak silahkan comment

Berapa lama kita bisa mempertahankan gaya hidup seperti sebelum pensiun dengan uang pensiun yang kita dapat, saya sudah mengilustrasikannya dalam buku I’m Motivator terbitan Gramedia, dimana saya menghitung tidak lebih dari 1,5 tahun, sehingga selanjutnya menjadi beban anak.

Pertanyaan selanjutnya kenapa kita mesti memulai dari sekarang, tidak nanti aja pada saat masa pensiun tiba. Permasalahannya adalah kita harus membiasakan diri sehingga menjadi memori di pikiran bawah sadar kita atau subconsius mind. Memori dalam subconsius itu akan membuatkan Mekanisme Sukses Otomatis karena Belief kita menjadi baik tanpa keraguan, disaat belief kita baik tanpa keraguan maka segala sesuatunya pasti tercapai.

Terima kasih.

Semoga bermanfaat

Salam sukses

COACH IRWANSYAH

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun