Mohon tunggu...
Irwan Irwansyah
Irwan Irwansyah Mohon Tunggu... Professional Coach

Soft Skilled Trainer Motivator Professional Coach spesialisasi Career Coach, Business Coach and Corporate Coach

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

MANAJEMEN PROYEK : Perilaku sal Bos Senang' dalam Proyek - Menguntungkan atu Berbahaya ?

29 Mei 2025   17:45 Diperbarui: 29 Mei 2025   16:48 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Laporan progres menunjukkan 90% selesai, tapi kenyataan di lapangan baru separuh pekerjaan yang rampung."

Fenomena ini bukan cerita baru dalam dunia proyek, khususnya di industri konstruksi. Di balik angka-angka yang mengesankan dalam laporan, tersembunyi satu pola perilaku yang kerap dianggap wajar: asal bos senang. Dalam banyak organisasi, terutama yang mengedepankan hierarki kuat, budaya ini tumbuh subur meskipun sering kali mengandung risiko laten yang merugikan jangka panjang.

Istilah "asal bos senang" menggambarkan kecenderungan menyampaikan informasi atau mengambil tindakan bukan berdasarkan data obyektif, melainkan berdasarkan asumsi apa yang ingin didengar atasan. Dalam konteks proyek, ini bisa berupa laporan kemajuan yang terlalu optimistis, janji penyelesaian yang tidak realistis, hingga pemaksaan penyelesaian pekerjaan demi pencitraan, tanpa mempertimbangkan dampak mutu dan keselamatan.

Mengapa Budaya Ini Muncul di Dunia Proyek?

Budaya "asal bos senang" biasanya lahir dari tekanan atas pencapaian target, keinginan mempertahankan citra profesional, hingga kekhawatiran terhadap sanksi atau teguran. Dalam lingkungan proyek yang serba dinamis dan berorientasi pada tenggat waktu, muncul tekanan tambahan untuk "menyuguhkan kabar baik" kepada atasan, meskipun kondisi di lapangan belum tentu mendukung.

Sering kali, laporan kemajuan dibuat mengikuti ekspektasi atasan, bukan kenyataan. Hal ini menimbulkan kesenjangan informasi antara tim lapangan dan manajemen, yang berujung pada pengambilan keputusan yang tidak tepat sasaran. Misalnya, keputusan percepatan kerja dilakukan berdasarkan laporan palsu bahwa 80% pekerjaan telah rampung, padahal di lapangan masih ada kendala teknis yang belum terselesaikan.

Dampak Jangka Pendek: Tampak Positif

Dalam jangka pendek, perilaku ini bisa saja menciptakan kesan bahwa proyek berjalan lancar. Manajemen tampak puas, pemilik proyek merasa optimis, dan suasana internal terlihat kondusif. Tidak jarang, pelaku dari pola ini justru mendapat apresiasi karena dinilai "bisa menyenangkan atasan".

Namun, sebagaimana kabar baik yang tidak jujur, realitas cepat atau lambat akan mengejar. Ketika ekspektasi tidak bertemu kenyataan, dampaknya bisa lebih besar dari sekadar kekecewaan.

Dampak Jangka Panjang: Ancaman Serius

Perilaku 'asal bos senang' menyimpan risiko besar, antara lain:

  • Mutu Pekerjaan Terganggu: Pekerjaan dipaksakan selesai demi laporan, tanpa quality control yang memadai.
  • Miskomunikasi Tim: Informasi yang disaring atau dimanipulasi menciptakan kebingungan dan frustrasi di antara tim teknis dan manajemen.
  • Pengambilan Keputusan Keliru: Keputusan penting diambil berdasarkan data yang tidak akurat.
  • Turunnya Kepercayaan: Saat kenyataan terungkap, kredibilitas tim maupun pimpinan bisa merosot tajam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun