Hari Minggu (17/12) yang lalu, sebuah perusahaan yang besar untuk ukuran Indonesia, melaksanakan acara puncak dalam rangka perayan hari ulang tahun perusahaan. Di hari tersebut sejak subuh para pekerja dengan mengajak istri dan anak-anaknya, yang masing-masing memakai kaos seragam bergambar logo ulang tahun, melakukan gerak jalan santai. Selanjutnya mereka berbaur lesehan di sebuah gedung yang besar yang disewa khusus untuk menikmati penampilan dari artis papan atas ibukota.
Para pengunjung tetap setia sampai acara berakhir karena ada banyak door prize menarik yang diundi di sela-sela pertunjukan. Tentu ada pula ruangan khusus bagi anak-anak, tempat tersedianya berbagai permainan yang bisa diikutinya. Ada pula pendongeng yang sengaja didatangkan untuk menghibur anak-anak.
Adalah penting untuk melibatkan keluarga, termasuk anak-anak, dalam acara tertentu di perusahaan. Di samping saat ulang tahun yang bersifat massal, perlu pula dalam kelompok kecil, per bagian atau per divisi misalnya, minimal setahun sekali mengadakan acara berwisata bersama, dengan mengikutsertakan keluarga. Acara seperti ini sering disebut family day.
Dengan terjalinnya keakraban antar keluarga, maka tentu banyak dampak positif bagi perusahaan dan juga bagi pekerja. Tak kenal maka tak sayang, ungkapan ini juga berlaku di lingkungan perusahaan. Istri dan anak-anak yang mengetahui seperti apa perkembangan perusahaan tempat suaminya bekerja, tentu akan lebih menghargai kerja keras suaminya. Saling mengenal dengan sesama istri pekerja atau dengan istri atasan dari suaminya, akan  memudahkan untuk berdiskusi sekiranya ada hal yang mengganjal, misalnya pada suatu ketika suami dalam beberapa hari berturut-turut kerja lembur sampai tengah malam.
Keharmonisan keluarga, mengacu pada pendapat banyak pakar psikologi, diyakini sangat berpengaruh pada produktivitas seorang pekerja. Secara tidak langsung, perusahaan wajib mengupayakan agar semua pekerjanya berhasil dalam membangun rumah tangga yang harmonis, antara lain melalui berbagai acara yang disinggung di atas.Â
Memang adakalanya manajemen perusahaan tidak peduli apakah ada pekerjanya yang hobi berselingkuh, atau malah membuat affair dengan sesama pekerja di perusahaan tersebut, sepanjang kinerja pekerja tersebut memenuhi target. Tapi ini hanya soal waktu, lambat atau cepat, kelakuan busuk akan tercium juga. Saat itulah, mau tak mau perusahaan akan terkena dampaknya bila akibat affair di atas, si pekerja sering mangkir atau tidak berkonsentrasi dalam bekerja.
Atasan perlu menerapkan prinsip Know Your Employee (KYE), antara lain dengan melihat gaya hidup para pekerjanya termasuk istri dan anak-anaknya. Â Dalam hal ini atasan bisa datang langsung ke rumah bawahannya, bisa pula dengan mengamati saat acara family day. Â Istri yang dandanan dan asesorisnya mewah, padahal suaminya hanya pekerja rendahan, perlu diamati lebih lanjut apakah suaminya "bermain uang" di perusahaan. Belum tentu si pekerja bersalah, bisa jadi istrinya memang dapat warisan atau punya usaha sendiri
Intinya, melibatkan keluarga dalam acara tertentu di perusahaan sangatlah berguna. Tapi jangan keseringan, karena di samping tidak efisien, malahan juga bisa mengganggu. Bayangkan bila istri sering datang ke kantor pada jam kerja, tentu si suami jadi kurang fokus pada pekerjaannya. Konon di beberapa BUMN, kalau lagi workshop dengan menghadirkan para pejabat dari seluruh cabang, para istri pun diperkenankan ikut dengan biaya dinas. Akhirnya saat suaminya work, istrinya shop (berbelanja). Tentu suami bisa tekor akibatnya.
Â
Â
Â