Artificial intelligence atau akal imitasi (AI) telah mengubah irama kehidupan kita secara drastis. Sekarang, apapun masalah yang kita hadapi, cukup bertanya ke AI dan kita segera mendapatkan jawaban secara instan.Â
Masalahnya, apakah jawaban AI itu kita telan bulat-bulat atau sebaiknya kita cerna secara baik-baik. Jika kita khawatir jawabannya kurang akurat, tak perlu kita jadikan sebagai pedoman.Â
Nah, berikut ini adalah kisah bagaimana seseorang yang menelan bulat-bulat jawaban versi AI, sehingga berakibat fatal.Â
Tanpa perlu disebutkan namanya, seorang laki-laki berusia 61 tahun di Amerika Serikat terpaksa masuk rumah sakit gara-gara mengalami halusinasi parah.Â
Apa penyebab laki-laki itu butuh perawatan? Ternyata karena ia meminta nasehat atau bertanya soal obat dari penyakitnya kepada AI. Celakanya, AI malah memberi anjuran yang salah.
Surat kabar USA Today melaporkan kejadian itu pada Kamis (14/8/2025), yang kemudian ditulis oleh harian Kompas (15/8/2025).
Pria itu pada mulanya ingin mengurangi asupan garam atau natrium klorida agar terhindar dari penyakit hipertensi atau darah tinggi.Â
Makanya, ia bertekad akan menjalani gaya hidup yang lebih sehat. Selama ini ia terbiasa menikmati makanan yang asupan garamnya relatif tinggi.
Sebagaimana yang sekarang dilakukan banyak orang, lelaki itu juga bertanya ke AI di telepon pintarnya. AI menjawab dengan jelas bahwa garam bisa digantikan oleh natrium bromide.
Tanpa mengecek akurasi awaban dari AI, si laki-laki tersebut langsung membeli natrium bromide. Secara fisik, natrium bromide berwarna putih dan sangat mirip dengan garam dapur.
Alhasil, telah sekitar tiga bulan lamanya si lelaki menggunakan natrium bromide sebagai pengganti garam.Â