Kwik Kian Gie, seorang ekonom senior yang sangat kritis di masa Orde Baru dan menjadi Menteri Koordinator Perekonomian di awal masa reformasi, diberitakan meninggal dunia pada Senin malam (28/7/2025) di Rumah Sakit Medistra, Jakarta.Â
Kabar duka ini cepat tersebar yang bermula dari akun media sosial Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.Â
"Selamat jalan Pak Kwik Kian Gie. Ekonom, pendidik, nasionalis sejati. Mentor yang tak pernah lelah memperjuangkan kebenaran. Yang berdiri tegak di tengah badai, demi kepentingan rakyat dan negeri. Indonesia berduka," tulis Sandiaga melalui akun X, Selasa (29/7/2025).
Rasanya Sandiaga tidak berlebihan dengan mengistilahkan "berdiri tegak di tengah badai, demi kepentingan rakyat dan negeri". Soalnya, Kwik konsisten memperjuangkan keadilan sosial.
Jadi, Kwik lebih dari sekadar ahli ekonomi, karena sering memaparkan gagasan-gagasan yang anti mainstream, yang mungkin tidak disukai oleh penguasa.Â
Di era Presiden Soeharto, ekonom yang masuk kelompok mainstream dijuluki sebagai "Mafia Berkeley", yang bukan mafia dalam konotasi negatif.Â
Mafia Berkeley adalah istilah yang diberikan untuk sekelompok ekonom Indonesia yang lulus dari Universitas California, Berkeley, Amerika Serikat.Â
Para ekonom tersebut menduduki posisi teknokratis di pemerintahan Orde Baru. Mereka mendorong kebijakan ekonomi pasar bebas dan cenderung neoliberalisme.Â
Adapun Kwik Kian Gie sejak muda hingga usia senja konsisten mendorong gagasan keadilan sosial melalui berbagai platform, baik di dalam maupun di luar pemerintah.
Kwik Kian Gie meninggal dalam usia 90 tahun 6 bulan. Kwik lahir pada 11 Januari 1935, di Pati, Jawa Tengah. Kwik menyelesaikan pendidikan tinggi di bidang ekonomi di Belanda.Â
Selain sebagai ahli ekonomi, Kwik juga seorang politikus yang cukup lama aktif di Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan. Tak banyak keturunan Tionghoa seperti Kwik yang terjun ke dunia politik.Â