Ari mengatakan, dibutuhkan waktu selama 1,5 bulan untuk membuat patung biawak tersebut, dimulai dari tahap mendesain, tahap dibuat dan tahap penyelesaian menjadi patung.Â
Pembangunan patung biawak itu, selain melibatkan Ari, juga dibantu oleh enam orang lainnya yang seluruhnya merupakan pemuda desa setempat.
Pembangunan yang dimulai pada akhir Januari itu akhirnya rampung di pengujung Maret atau lima hari sebelum Hari Raya Idul Fitri 2025.Â
Dengan demikian, tercapailah cita-cita Ari dan teman-temannya untuk menjadikan patung tersebut sebagai bingkisan Lebaran bagi semua warga Wonosobo.
Tentu saja Ari dan timnya bekerja berjibaku, termasuk di saat puasa. Apalagi, ketika itu cuaca di Wonosobo disebut Ari tak menentu. Kadang, cuaca di daerah itu panas dan terik. Tak jarang, hujan deras mengguyur wilayah itu.
Tak heran, ada beberapa orang yang terlibat dalam pembangunan patung, sempat terkena demam. Namun, kondisi itu tak menyurutkan semangat mereka untuk menyelesaikan proyek patung biawak sebelum lebaran 2025.
Bahkan, ketika libur lebaran telah usai, tetap saja  tugu biawak di Desa Krasak tersebut ramai dikunjungi, termasuk di hari kerja sekalipun.Â
Seperti yang terlihat pada Rabu siang (7/5/2025), tugu biawak tengah ramai disesaki pengunjung yang ingin berfoto.
Tentu, itu sebagai dampak positif dari viralnya tugu biawak di media sosial. Kenapa viral? Karena sangat mirip dengan wujud aslinya dan itu tadi, karena dibuat dengan anggaran minim.
Ari menyebut kepada jurnalis Kompas bahwa tak ada bahan khusus yang digunakan dalam membuat patung itu. Bahannya relatif mudah didapat, yakni campuran semen, batu, pasir, dan kerangka besi untuk penguat.
Ari sengaja memilih bahan yang berkualitas bagus dengan harapan struktur bangunan patung itu bisa awet.