Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Dagang Takjil, Bisnis Temporer Ibu-ibu demi Uang Dapur

12 Maret 2025   09:26 Diperbarui: 12 Maret 2025   12:33 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ibu-ibu jualan takjil di depan sebuah toko|dok. sinarpidie.co

Seorang teman saya punya toko yang menjual pakaian jadi di pinggir jalan raya yang cukup ramai dilalui kendaraan di kawasan Jakarta Selatan. Pakaian yang dijualnya adalah pakaian muslim.

Satu hari sebelum memasuki bulan puasa beberapa hari yang lalu, ada seorang ibu berpenampilan lusuh datang ke toko teman saya itu.

Bukan, si ibu bukan mau membeli pakaian. Tapi dengan gaya memelas ia minta izin ke teman saya agar dibolehkan menggelar kue untuk berbuka puasa mulai jam 15.00 setiap sore di depan toko teman saya.

Ruang terbuka yang diicar oleh si ibu selama ini untuk tempat parkir kendaraan pelanggan atau kendaraan teman saya itu sendiri bila ia ke toko memakai kendaraan.

Kapasitas tempat parkir itu sangat terbatas, hanya muat untuk 1 mobil dan 1 sepeda motor secara bersamaan.

Dilain pihak, teman saya sebetulnya sedang tidak baik-baik saja kondisi ekonominya. Bisnis pakaian jadi betul-betul lagi lesu, seperti yang dialami teman saya dan pedagang pakaian jadi lainnya. 

Teman saya mengaku sering menjaga toko tanpa seorang pelanggan pun yang berbelanja dalam beberapa hari. Bahkan, tamu untuk sekadar untuk melihat-lihat saja, sangat sedikit.

Bulan puasa ini menjadi saat yang sangat diharapkan teman saya akan terjadi kenaikan omzet, karena sudah menjadi budaya masyarakat kita untuk berbaju baru di hari lebaran.

Logika saya, teman saya akan menolak permintaan si ibu yang mau berdagang takjil. Atau, teman saya bisa mengizinkan tapi dengan meminta uang sewa.

Tapi, ia tak tega menolak permintaan ibu, meskipun dengan mengizinkan si ibu membuka lapak kecil sama dengan membiarkan pakaian yang dipajang di tokonya tak terlihat dari luar.

Lagipula, jika ada pedagang makanan di depan tokonya, tentu akan menyulitkan pelanggan pakaian yang datang yang memerlukan tempat parkir kendaraan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun