Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hitung Manual Sehatkan Otak, Jangan Tergantung Kalkulator

11 Mei 2024   06:21 Diperbarui: 11 Mei 2024   06:47 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dok. lovepik.com

Saya lumayan sering berbelanja dengan item yang relatif tidak banyak. Ketika akan membayar, biasanya saya sudah bisa menghitung sendiri berapa uang yang harus saya bayar.

Memang, kalau di supermarket, kasir wajib menghitung pakai mesin karena akan langsung terhubung dengan sistem pembukuan, juga langsung menyediakan struk pembelian bagi konsumen.

Tapi, jika berbelanja di warung sederhana yang tidak pakai mesin pembukuan, si penjual sah-sah saja bila menghitung di luar kepala bila hanya menjumlahkan 2 atau 3 item dengan angka bulat.

Masalahnya, si pedagang sudah terbiasa menggunakan kalkulator, sehingga untuk penjumlahan yang sangat gampang pun, mereka tak lagi mengandalkan otak sendiri.

Padahal, dengan kalkulator bisa jadi lebih lama bila terjadi salah pencet, sehingga perhitungan harus diulang.


Sebagai contoh, baru-baru ini saya makan siang di sebuah di warung makan sederhana di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Saya menghabiskan sepiring nasi dengan dua jenis lauk. 

Saya lihat si kasir memencet kalkulator untuk hitungan yang gampang, sementara saya langsung menjumlahkan di luar kepala untuk menghitung Rp 9.000 tambah Rp 8.000 dan tambah Rp 6.000.

Makanya, saya langsung menyebut angka Rp 23.000 sebelum si kasir menyelesaikan hitungannya di kalkulator.

Namun, si pelayan mungkin tidak percaya dengan hitung manual saya dan tetap menggunakan kalkulator secara pelan-pelan agar tidak keliru.

Saya memang sering melatih otak untuk berhitung di luar kepala atas penjumlahan, pengurangan, perkalian atau pembagian yang sederhana.

Jika agak banyak yang dijumlahkan dan saya punya cukup waktu, terkadang saya sengaja menghitung pakai kertas buram dengan cara yang persis diajarkan guru SD saya dulu.

Bukannya saya tidak punya kalkulator. Soalnya, saya juga sering kecewa akibat satu kali salah pencet dari belasan item yang dijumahkan, membuat hasil perhitungan akan keliru.

Memang, menghitung dengan program tertentu di laptop atau personal computer, membuat lebih gampang karena tinggal diblok saja angka-angka yang akan dihitung.

Dari referensi yang saya baca, ada banyak cara yang perlu dilatih agar otak kita sehat dan mempunyai daya ingat yang tajam.

Salah satu cara adalah dengan berhitung dalam pikiran kita sendiri atau biasa disebut berhitung di luar kepala. Artinya, kita main matematika tanpa pulpen, tanpa kalkulator, dan tanpa komputer.

Untuk hal yang cukup sulit dilakukan dalam pikiran sendiri, menghitung dengan menggunakan kertas dan pulpen lebih menyehatkan otak ketimbang pakai kalkulator.

Namun, sekali lagi, ketika kita membutuhkan kecepatan, tentu saja kita sebaiknya menggunakan teknologi tercepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun