Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pakaian Adat yang Naik Kelas di Era Presiden Jokowi

17 Agustus 2022   17:46 Diperbarui: 17 Agustus 2022   18:01 999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi dalam balutan berbagai baju adat|dok. Istimewa, dimuat Detik.com

Pada Sidang Tahunan MPR-RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat (16/8/2022), Presiden Jokowi mengenakan baju adat Pakisan dari Bangka Belitung.

Presiden menjelaskan filosofi pakaian yang dikenakannya tersebut. Motifnya bernama "pucuk rebung" yang melambangkan kerukunan dan warna hijau yang dipilih Jokowi melambangkan kesejukan, harapan, dan pertumbuhan.

Kemudian, sepanjang pagi Rabu (17/8/2022) saya sengaja nongkrong di depan layar televisi. Saya sangat menikmati siaran langsung kegiatan upacara bendera yang disiarkan beberapa stasiun televisi.

Tentu saya ingin tahu, kali ini baju adat dari daerah mana yang dikenakan Presiden Jokowi. Akhirnya terjawab sudah, beliau memakai baju adat Buton (Sulawesi Tenggara) dengan warna dominan merah.

Upacara yang diliput televisi tidak saja yang dilakukan di Istana Merdeka, Jakarta, tapi juga dari Sota (sebelah timur Merauke dan berbatasan dengan Papua Nugini), Tembagapura, Pulau Rote, Pulau Talaud, dan berbagai daerah lainnya.

Salah satu hal yang sangat menarik perhatian saya adalah kostum yang dikenakan para peserta dan undangan upacara. 

Cara Presiden Jokowi menghargai pakaian adat, rupanya menular dengan cepat ke berbagai penjuru. Betul-betul ampuh "kampanye" berbaju daerah yang dilakukan Jokowi. Sehingga, boleh disebut bahwa pakaian adat lagi "naik kelas".

Ya, kalau bukan kita, siapa lagi yang akan melestarikan budaya berbagai daerah yang kita punyai, yang merupakan modal yang tak ternilai harganya bagi bangsa Indonesia.

Saat era kolonial Belanda dulu, pemerintah melarang masyarakat pribumi berpakaian seperti orang Eropa. Memang, dari kacamata Belanda, tentu niatnya agar mereka gampang mengawasi.

Tapi, dilihat dari sisi positifnya, jejak kolonial tersebut membuat pakaian berciri khas daerah atau suku tertentu, tetap lestari.

Gerakan politik memang sangat dibatasi oleh pemerintahan kolonial Belanda. Tapi, aktivitas yang murni bermuatan sosial, adat, budaya, dan agama, tetap diperbolehkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun