Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

NFT Artikel Utama

Harga NFT Turun? Tak Usah Kaget, NFT Memang Fluktuatif

27 Mei 2022   06:21 Diperbarui: 27 Mei 2022   11:06 1350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi NFT | Dok  Unsplash, dimuat Kompas.com

Bagi mereka yang sudah punya penghasilan yang cukup, dalam arti bisa menutupi kebutuhan sehari-hari, sudah saatnya mulai berpikir untuk berinvestasi jika ada kelebihan uang.

Gaya hidup konsumtif dengan menghabiskan uang untuk berbelanja, perlu sedikit ditahan. Sebagian di antara dana tersebut sebaiknya disisihkan untuk membeli berbagai instrumen investasi.

Hasil dari investasi tersebut sangat penting demi kehidupan yang nyaman di masa depan. Apalagi, bagi orang yang bekerja di tempat yang tidak memberikan fasilitas uang pensiunan bulanan bagi karyawannya yang telah pensiun.

Jika seseorang memulai investasi pada usia yang masih muda, katakanlah usia 25 tahun, maka pada saat pensiun di usia 60 tahun, tentu sudah punya akumulasi hasil investasi yang memadai.

Apa saja instrumen investasi dimaksud? Biasanya yang lazim dilakukan oleh para investor adalah membeli instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal.

Contoh instrumen dimaksud adalah saham, obligasi yang diterbitkan pemerintah atau perusahaan swasta, dan reksadana. 

Investasi dalam bentuk saham bisa memberikan keuntungan yang tinggi karena pergerakan harganya yang melonjak tajam, tapi juga bisa mendatangkan kerugian besar ketika harganya anjlok.

Sedangkan obligasi dan reksadana relatif lebih rendah risikonya ketimbang saham, namun potensi keuntungannya juga tidak setinggi saham.

Seseorang yang membeli produk di atas, bisa bertujuan untuk ditahan selama jangka panjang (untuk saham) atau sampai jatuh tempo (untuk obligasi atau surat utang lainnya).

Adapun keuntungannya adalah berupa dividen (bagian laba tahunan yang dibagi kepada pemegang saham oleh perusahaan penerbit saham) dan berupa bunga (untuk obligasi dan reksadana).

Keuntungan lainnya, pada umumnya dalam jangka panjang harga saham bisa meningkat berkali-kali lipat ketimbang harganya saat dibeli (meskipun dilihat secara harian bersifat fluktuatif, tapi pada akhirnya akan meningkat).

Selain itu, ada pula investor yang mencari keuntungan secara cepat melalui trading (beli-jual-beli lagi-jual lagi, dan seterusnya). Jika ingin meraih untung, tentu harus tahu kapan sebaiknya membeli dan kapan sebaiknya menjual.

Secara umum, investor akan membeli waktu harga turun dan menjual waktu harga naik. Tapi, bisa juga membeli saat harga naik, karena yakin harga bakal naik lagi. Atau, menjual saat harga turun, karena takut besoknya harga semakin turun lagi.

Artinya, investor harus mampu menganalisis dan memprediksi pergerakan harga, terutama untuk investasi dalam bentuk saham karena harganya yang fluktuatif.

Nah, sekarang, mirip dengan investasi pada saham, muncul produk investasi baru yang banyak diminati anak muda yang melek teknologi.

Produk investasi tersebut dinakaman Non Fungibel Token (NFT). Sebelum maraknya NFT, investasi dalam uang kripto telah lebih dahulu banyak diminati para investor.

Menurut laman Forbes (5/3/2022) yang dikutip oleh Liputan6.com, NFT adalah aset digital yang mewakili objek dunia nyata seperti seni, musik, item dalam game dan video.

NFT diperjualbelikan secara online dengan alat pembayaran yang seringkali pakai uang kripto, yakni mata uang virtual yang dilindungi kode rahasia.

Pada dasarnya NFT seperti barang kolektor fisik, tapi dalam bentuk digital. Jadi, jangan membayangkan seperti seorang kolektor lukisan yang menggantung lukisannya di dinding, karena pemilik hanya mendapatkan file digital.

Kepemilikan file digital itu bersifat eksklusif, hanya bisa dimiliki satu pemilik dalam satu waktu. Itulah yang membuat harga NFT naik tajam.

Contohnya, anak muda asal Semarang bernama Ghozali sempat populer beberapa bulan yang lalu karena serangkaian foto selfienya dihargai sangat mahal yang ditawarkan di marketplace OpenSea.

Tapi, harus diingat, sama seperti saham dan uang kripto, bagaiamanpun NFT bersifat fluktuatif. Jadi, kalau akhir-akhir ini harga NFT turun terus, ya memang begitulah siklusnya.

Investasi di NFT memang harus siap mental, siap-siap sport jantung, adakalanya untung besar, tapi juga terkadang buntung besar. Jadi, jangan kaget melihat kondisi NFT saat ini.

Tapi, seorang investor yang jeli, biasanya "bergerak mendahului kurva". Maksudnya, jangan bergerak karena sekadar ikut-ikutan. 

Kalau yakin kurva harga akan turun, investor yang jeli bergerak cepat dengan mendahului menjual. Bila baru menjual ketika harga sudah betul-betul turun, namanya sudah terlambat.

Ketika investor lain ramai-ramai membeli, jangan langsung ikut membeli. Analisis terlebih dahulu, apakah harganya sudah kelewat mahal? Kalau sudah terlalu mahal, tinggal menunggu waktu harganya akan terkoreksi menjadi lebih murah.

Soalnya, karena memang sifatnya fluktuatif, akan ada siklus turun setelah mengalami kenaikan, dan juga sebaliknya. Makanya, mengantisipasi siklus itu penting untuk memutuskan apakah akan sell, buy, atau hold. 

Intinya, jika berminat berinvestasi dalam NFT perlu untuk selalu belajar, mengikuti perkembangan, dan mengasah insting. Jika merasa tidak sanggup untuk mengikuti, jangan membeli NFT karena sekadar ikut-ikutan. 

Begitu juga bagi mereka yang tak kuat menanggung risiko dan tidak siap untuk sport jantung, lebih baik mencari produk investasi lain yang betul-betul dipahami dan berisiko relatif rendah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten NFT Selengkapnya
Lihat NFT Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun