Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Libur Nataru: Boleh Jalan-jalan, Asal Patuhi Protokol Kesehatan

4 Desember 2021   09:00 Diperbarui: 4 Desember 2021   09:13 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengunjung Pantai Pasir Padi Pangkalpinang|dok. Kompas.com/Heru Danhur

Akhir tahun identik dengan liburan dan liburan identik dengan jalan-jalan. Masalahnya, pemerintah telah menetapkan sepanjang libur natal dan tahun baru (nataru) mendatang, semua daerah diberlakukan kondisi PPKM level 3.

PPKM maksudnya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat yang terbagi dari level 4 (yang paling ketat) hingga level 1 (yang paling longgar).

Sebetulnya, sekarang ini kondisi di banyak daerah adalah level 2 dan level 1, tapi untuk mengantisipasi membludaknya pergerakan massa dalam libur nataru dari 24 Desember 2021 hingga 3 Januari 2022, pemerintah memperketat ketentuan protokol kesehatan.

Bisa jadi sebagian masyarakat menilai langkah yang diambil pemerintah terlalu berlebihan. Dalam kondisi yang tidak begitu gawat, kenapa pergerakan masyarakat dibatasi lagi seperti saat pandemi bergejolak hebat beberapa bulan lalu.

Tapi, jika kita berpikir positif, langkah pemerintah itu pantas didukung dan dipatuhi masyarakat. Meskipun kondisi sekarang relatif terkendali, bisa berbahaya bila masyarakat yang bepergian abai dengan protokol kesehatan.

Karena sudah sekian lama masyarakat tidak berwisata, siapa tahu, banyak yang balas dendam dan kebablasan dengan tidak mejaga jarak, tidak memakai masker, dan tidak sering mencuci tangan dengan sabun.

Lagi pula, berbagai destinasi wisata sepertinya sudah mempercantik diri dan melakukan promosi dalam rangka menyambut libur nataru.

Bila wisatawan banyak berkunjung, secara ekonomi akan sangat membantu banyak pihak yang berharap adanya peningkatan penghasilan.

Bukan sektor transportasi dan perhotelan saja yang akan menggeliat, tapi juga pelaku usaha kecil yang menjual makanan, oleh-oleh, dan sebagainya.

Dunia usaha sudah cukup lama "tiarap" dan melihat kondisi saat ini sebagai momentum untuk memulihkan usahanya.

Ya, kita boleh saja jalan-jalan, tapi segala ketentuan yang diberlakukan di bandara, di stasiun atau di tempat lainnya, harus dipatuhi.

Memang, kondisi sekarang perlu kita syukuri, tapi jangan sampai lepas kendali dengan menganggap semuanya sudah normal seperti sebelum pandemi.

Jika lepas kendali, keuntungan ekonomi akan tidak berarti, karena biaya untuk mencegah panularan pamdemi akan lebih besar lagi.

Sejak pandemi merebak hampir dua tahun lalu, saya rutin memantau perkembangan kasus baru pasien yang terpapar Covid-19 secara harian.

Biasanya sekitar jam 5 sore, beberapa situs media daring sudah memberitakan penambahan kasus harian baru secara nasional dan sebarannya per provinsi.

Kemudian juga ditambahkan data jumlah pasien yang sembuh serta pasien yang meninggal dunia di hari tersebut.

Selain data nasional, saya sengaja memantau data di DKI Jakarta karena saya tinggal di ibu kota. Sumbar dan Riau juga saya pantau karena saudara-saudara saya tinggal di sana.

Nah, setelah puncaknya pertengahan tahun ini dengan kasus harian tertinggi di angka 50.000-an orang secara nasional, sejak beberapa minggu terakhir masyarakat bisa lebih tenang dengan kasus harian "hanya" ratusan orang.

Tapi, ratusan orang tidak bisa dianggap "hanya". Sebetulnya tetap perlu waspada. Itu pertanda peperangan melawan Covid-19 belum usai. Jadi, kita jangan sampai lengah.

Apalagi sekarang muncul varian baru yang disebut varian omicron dan berasal dari Afrika Selatan. Konon daya tularnya lebih cepat dari varian delta yang menggoyang negara kita sebelumnya.

Jelaslah, kembali pada keputusan pemerintah yang akan memperketat aturan protokol kesehatan pada libur nataru, bukan sesuatu yang berlebihan, bahkan sudah seharusnya.

Toh, semua itu demi kita semua juga. Roda perekonomian memang harus berputar kembali, tapi tidak dengan menambah risiko peningkatan kasus baru Covid-19.

Mari kita terapkan pola hidup sehat dengan mematuhi sepenuhnya protokol kesehatan, agar Indonesia betul-betul bisa terbebas dari pandemi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun