Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kesabaran Berlipat Ganda Merawat Orangtua, Ada yang Lupa Jalan Pulang

4 November 2021   07:11 Diperbarui: 6 November 2021   03:45 1059
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi panti jompo| Foto: Kompas.com/Hilel Hodawya

Tapi, kalau ditanya, mereka yang keberatan itu biasanya hanya menjawab soal kesibukan dan soal ekonomi yang menjadi alasan.

Faktor psikologis dimaksud adalah perlunya kesabaran yang berlipat ganda bila punya orang tua yang pikun atau yang secara medis ada yang disebut damensia dan ada pula yang alzheimer.

Konon, tingkah laku orang tua yang sudah pikun kembali seperti anak-anak, suka ngambek sambil marah-marah.

Bayangkan, kalau itu terjadi ketika orang tua dirawat oleh salah seorang anaknya yang juga punya rumah tangga sendiri. 

Orang tua akhirnya sering bertengkar dengan anak, menantu, dan cucu-cucu.

Ada lagi masalah jika secara fisik orang tua masih baik, hanya daya ingatnya yang menurun tajam. Yang bikin si anak sangat kewalahan bila orang tua tanpa setahu yang lain ke luar rumah dan tidak tahu jalan pulang.

Maka, jalan yang mungkin dilewati orang tuanya akan disusuri si anak sambil bertanya ke orang lain yang mungkin mengetahuinya.

Kemudian, harus diakui, meskipun secara umum seorang anak menyayangi orang tuanya, tapi derajat rasa sayang itu tidak sama untuk semua orang, tergantung cara mendidik yang dulu dilakukan orang tuanya.

Kata pepatah, kasih sayang ibu sepanjang jalan, sedangkan sayang anak ke ibunya hanya sepanjang galah. 

Tapi, pepatah itu berlaku relatif, banyak kok anak yang sangat sayang dan telaten merawat orang tua dengan ikhlas.

Namun, tentu ada saja pengecualian. Orang tua yang sangat keras mendidik anak (yang justru keras karena sayangnya, takut si anak masa depannya suram), oleh si anak akan diterima sebagai pengekangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun