Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Persaingan Antar Saudara, Ketika Telur Dadar Dibagi Delapan

11 April 2021   10:10 Diperbarui: 11 April 2021   10:35 780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Giliran ibu saya bikin telur dadar yang dibagi 8 (agar kebagian semua anak), saya yang memilih duluan. Yang menurut saya ukurannya paling besar, langsung saya ambil.

Memang, ibu sudah berusaha membelah telur seadil mungkin. Tapi, bagaimanapun juga, irisannya akan ada bagian yang sedikit lebih besar dan yang sedikit lebih kecil.

Inilah yang disindir kakak saya, giliran makan rajin, kalau bekerja malas. Ya, sekadar mencari alasan, sampai sekarang ini saya punya kelemahan di bidang ketrampilan yang bersifat fisik.

Namun, untuk pekerjaan yang membutuhkan kerajinan membaca, menganalisis dan menulis, saya merasa berbakat. Sayangnya, hal ini tidak termasuk dalam tugas yang dibagi ibu saya.

Disindir kakak tidak jadi masalah buat saya, karena tampaknya kakak bercanda dan sudah memaklumi sifat saya. Alhamdulillah, berkat didikan ibu, tidak pernah di antara kami yang sampai adu mulut, apalagi berantem. 

Lagipula, sifat saya yang tidak patut ditiru tersebut hanya hingga saya tamat SD. Setelah itu berangsur-angsur hilang. Kemudian, saat dewasa, tepatnya sejak saya mulai bekerja, saya bertekad meringankan beban orang tua dengan membantu biaya kuliah adik-adik.

Saya merasa beruntung, karena dengan kemampuan ekonomi orang tua yang pas-pasan, akhirnya saya berhasil menyelesaikan kuliah. Dan yang juga sangat saya syukuri, saya tidak mengalami masa menganggur karena langsung mendapatkan pekerjaan.

Tanpa mengecilkan peran ayah, saya yakin doa ibu yang sering salat tahajud dikabulkan Allah. Keluarga kami yang dulu "kurang dianggap" pada pertemuan keluaga besar kakek saya dari pihak ayah, kemudian mulai diperhitungkan.

Dengan kesadaran bahwa pendidikan sangat berperan dalam mengubah nasib, saya memotivasi adik-adik untuk kuliah. Padahal ketika adik saya kuliah, penghasilan ayah saya sudah anjlok. Wajar kalau saya dan kakak lain yang mampu, membantu adik-adik.

Jadi, jelas bahwa tidak ada rivalitas di antara kami bersaudara sampai saat ini, bahkan juga rivalitas antar saudara ipar tidak terjadi. Menurut saya, kunci dari kekompakan kami, adalah didikan orang tua di waktu kecil.

Bahwa catatan saya di atas ada pernak-pernik berbau rivalitas, itu hanya sekadar penghangat cerita saja, bahan lucu-lucuan kalau reuni keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun