Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pesan Pemerintah Kurang Bertuah, Pesan Ibu Lebih Menggugah

22 Desember 2020   10:10 Diperbarui: 22 Desember 2020   10:16 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini, Selasa 22 Desember 2020, kita di Indonesia merayakannya sebagai Hari Ibu. Sosok ibu merupakan sosok yang luar biasa bagi siapa saja. Kompasiana belum lama ini menyelenggarakan lomba tulisan bertema pengalaman seseorang dengan ibunda tercintanya.

Hasilnya sudah diduga, bertebaran kisah-kisah yang sangat inspiratif yang semakin mempertegas bahwa keberhasilan seseorang sangat tergantung pada kasih sayang ibunya sedari kecil. Bahkan sejak dari kandungan. 

Kedekatan emosional dengan ibu bisa dimegerti bila melebihi dibandingkan terhadap ayah. Bukankah kita dikandung dan lahir dari rahim seorang ibu. Kemudian ibu pula yang menyusui dan dengan sabar melakukan hal lainnya ketika seorang bayi hanya bisa menangis.

Maka, istilah "pesan ibu" pasti terasa lebih hangat, lebih bernuansa dibalut kasih sayang, ketimbang "pesan ayah". Tentu bukan tanpa sengaja bila pemerintah menggunakan tagline "Ingat Pesan Ibu" dalam semua kampanye agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan.

Padahal, di awal pandemi Covid-19, dalam rangka sosialisasi atau mengedukasi masyarakat, kampanye pemerintah berjudul "Ingat 3M". Tapi tampaknya cara tersebut kurang efektif.

Jadi, untuk lebih menggugah masyarakat, akhirnya judulnya diubah menjadi "Ingat Pesan Ibu", meskipun isinya tetap untuk melaksanakan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun yang dibilas air yang mengalir.

Perlu diketahui, secara umum, tingkat kepatuhan masyarakat terhadap pesan yang berasal dari pemerintah, relatif masih rendah. Pemerintah mungkin dianggap terlalu jauh ikut campur mengatur perilaku masyarakat. 

Jika pemerintah sudah kehilangan akal, langkah yang ditempuh biasanya main paksa, bikin aturan yang membuat mereka yang melanggar akan dikenakan denda. Tapi itupun akan melelahkan aparat pemerintah yang terpaksa harus sering melakukan razia di berbagai titik keramaian.

Tak bisa lain, strategi komunikasi pemerintah harus dievaluasi, maka sejak dua bulan terakhir ini, terutama melalui media televisi, sering muncul iklan "Ingat Pesan Ibu". Mudah-mudahan dengan cara seperti itu akan lebih efektif karena masyarakat tidak merasa diperintah oleh aparat, tapi diingatkan oleh ibunya sendiri.

Juru Bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito, lewat siaran pers yang ditayangkan kanal YouTube Sekretariat Presiden (Kamis, 1/10/2020) menjelaskan kenapa pemerintah mengganti tema kampanye tersebut.

"Kita melihat ibu adalah sosok yang penting dalam keluarga. Semua orang pasti dilahirkan dari seorang ibu, maka dari itu kita menempelkan pesan itu betul-betul dari ibu agar bisa mengingatkan anak-anaknya. Orang tuapun  juga asalnya dari ibu," kata Wiku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun