Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memang Enak Punya Istri Cantik? Suami "Kebanting" dan Makan Hati

19 Oktober 2020   00:01 Diperbarui: 28 Mei 2021   13:16 3809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para istri cantik (tak ada hubungan dengan tulisan ini, dok. dream.co.id)

Tulisan Syarifah Lestari yang berudul "Mengapa Banyak Orang Beristri Cantik, tapi Selingkuhannya Jelek?", sungguh menggoda saya untuk menanggapi lewat sebuah tulisan. Pada dasarnya saya sependapat dengan Syarifah, hanya ada hal lain yang ingin saya tambahkan untuk memperkuat.

Mungkin saya keliru, tapi dari pengamatan saya sekilas terhadap kehidupan rumah tangga teman sekerja saya, sebut saja namanya Paul dan istrinya Neli, Paul sebagai suami sering makan hati atas tingkah istrinya yang cantik.

Guyonan teman-teman mem-bully Paul terkadang tidak tanggung-tanggung, bikin muka Paul memerah menahan marah. Ceritanya, pada suatu resepsi pernikahan, saya dan beberapa teman kerja sudah hadir duluan di tempat resepsi. Paul dan Neli datang belakangan dan menjadi perhatian kami saat mereka melangkah ke tempat kami berdiri.

Baca juga: Punya Istri Cantik, Penurut, Anak Orang Kaya Lagi! Kok Malah Sedih?

Kenapa pasangan Paul-Neli jadi pusat perhatian? Karena Neli memang sangat cantik, apalagi dalam balutan kebaya warna merah muda dan asesoris lain yang senada. Celakanya, ada seorang teman yang terlalu jujur berkata dengan nada agak keras, "Lihatlah penampilan Paul, yang kebanting sama istrinya".

Tapi, Paul seharusnya tahu risiko punya istri yang cantiknya terlihat menonjol. Maksud saya, bila seorang wanita cantik itu diberi nilai antara 7 hingga 8 dalam skala 1-10, maka saya berani memberi nilai 9 buat Neli. Atau kalau saya dinilai terlalu gampang mengobral nilai, ya paling tidak 8,5 dan sudah tidak bisa ditawar lagi.

Sedangkan Paul sendiri, berapa nilainya? Jika saya harus jujur (mudah-mudahan Paul tidak membaca tulisan ini, kalaupun ia membaca, saya mohon maaf terlebih dahulu), sulit saya memberi nilai 7. Setinggi-tingginya cuma 6,5.

Sebenarnya, laki-laki memang tidak dilihat dari tampang. Menurut saya, bila seorang suami punya dompet tebal, faktor tampang tidak begitu jadi soal. Namun, Paul juga tidak bisa dikatakan kaya, ya biasa-biasa saja. Jabatannya di kantor tidak ada, hanya staf senior. Bisnis sampingan pun tidak punya.

Hanya karena Neli sangat cantik, atasan Paul sering meminta Paul agar mengizinkan istrinya aktif dalam kegiatan istri-istri pejabat. Jadilah Neli satu-satunya istri non-pejabat  yang ikut jadi penerima tamu, jadi seksi konsumsi, atau jadi panitia di acara yang melibatkan istri pejabat.

Baca juga: Jika Kim Jong Un Itu Palsu, Bukankah Istri Cantiknya akan Tahu?

Neli yang pada dasarnya memang supel dalam bergaul sama sekali tidak merasa minder, bahkan ia terlihat menikmati. Apalagi Neli sepertinya tahu dan bahagia menjadi pusat perhatian orang banyak, termasuk dari para bos.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun