Sejak ada core banking system yang real time on line itu tadi, hanya butuh enam jam melakukan proses close system di akhir bulan, untuk segera menghasilkan laporan keuangan bulanan secara nasional. Lompatan yang sungguh luar biasa, tapi sekaligus juga "memundurkan" kerja otak, karena petugas pembukuan semuanya menyerahkan kepada sistem sehingga kurang paham filosofinya kenapa suatu rekening didebet sedangkan rekening lain dikredit. Pegawai zaman old di bidang pembukuan, justru bisa hafal di luar kepala tentang logika debet-kredit ini.
Kembali ke kisah anak kos-kosan. Dulu di awal dekade 1980-an saya kos di Padang, karena kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Andalas . Orang tua tinggal di Payakumbuh, 125 km di utara kota Padang. Jarak yang relatif dekat sebetulnya. Tapi karena tidak ada hape, kami tidak saling berkirim kabar, kecuali sesekali saja melalui surat bila ada yang bersifat sangat penting. Toh semua baik-baik saja, walaupun saya pernah satu bulan tidak pulang ke kampung. Â
Jadi, orang tua saya begitu percaya bahwa anaknya pasti mampu mengatasi permasalahannya sendiri. Tak ada yang perlu dicemaskan. Tapi kenapa saya sulit melakukannya ke anak saya saat ini? Kenapa saya harus mengkhawatirkan anak saya menghabiskan waktunya bermain game online sehingga lupa makan dan akhirnya sakit maag. Hanya sekadar bertanya apakah ia sudah sarapan, saya merasa perlu menuliskan pesan via media sosial.