Mantab kali, bah. Kemarin lihat di video Pajak Horas Blok IV di Jalan Merdeka, Pematangsiantar, kini sudah mulai diratakan dengan buldozer. Ini bisa jadi isyarat pembangunan pajak yang terbakar beberapa bulan lalu tak lama lagi akan segera dilaksanakan.
Untuk itu acungan jempol pantas diberikan kepada Walikota Pematangsiantar, Wesly Silalahi, yang baru dilantik Februari lalu. Juga kepada Gubernur Sumut, Bobby Nasution, yang sebelumnya sudah datang meninjau dan menyatakan provinsi akan memberikan bantuan.
Warga Siantar so pasti berharap agar pembangunan segera dilaksanakan. Sehingga kesemrawutan di sana yang selama ini terjadi bisa teratasi. Selesainya pajak ini juga diharapkan membuat wajah kota Siantar jadi semakin bagus.
Hingga kini memang belum terlihat maket maupun blue print pajak yang dibangun. Bagaimana desainnya, berapa lantai, dan denah-denah penempatan kios. Apakah akan mengikuti pola pajak yang lama?
Sebelum dilakukan pembangunan yang berbiaya lumayan besar itu, Pemko Siantar harus melakukan pengkajian yang lebih mendalam dulu. Tak hanya soal desain bangunan, penempatan pedagang, dan persyaratan tekhnis lainnya saja.
Tapi juga harus disiasati bahwa tak lama lagi jalan tol ke Danau Toba akan segera rampung. Kehadiran jalan pintas tersebut, mau tak mau akan berpengaruh terhadap kota Siantar. Bisa jadi contoh bagaimana sekarang sepinya Perbaungan, Bengkel, bahkan juga Tebingtinggi, setelah kehadiran jalan tol. Lemang Tebingtinggi dan dodol Bengkel nyaris hanya kenangan saja.
Agar Siantar jangan sampai mengalami hal serupa, sebaiknya dirancang bagaimana supaya Pajak Horas yang akan segera dibangun ini bisa menjadi daya tarik orang untuk mampir ke Siantar.
Karena itu, sebaiknya pajak baru ini bisa dijadikan sebagai miniatur Siantar/Simalungun. Kalau sebelumnya blok ini terkesan sebagai tempat buangan dan agak kumuh dan semrawut, sebaliknya harus dibalik menjadi yang utama.
Para pengunjung dirangsang dengan aneka belanjaan yang diminati. Misalnya dijadikan sebagai sentra penjualan ulos terbaik dan terlengkap. Juga berbagai souvenir lain yang menarik. Di bagian lain tersedia aneka buah-buahan hasil petani setempat. Seperti nanas, mangga, jeruk, dan sebagainya. Bahkan juga teh berkualitas utama dari Simalungun.
Paiak ini juga bisa menyediakan tempat khusus kuliner, yang selama ini sudah menjadi andalan Siantar. Namun, sebaiknya kuliner halal pun ikut ditampilkan. Karena wisatawan yang mampir diperkirakan kebanyakan masih berasal dari tanahair, dan Asean yang mayoritas muslim. Karena itu, lokasi penjualan daging babi di blok ini pun seyogyanya digeser ke tempat lain.
Tempat parkir kendaraan juga harus disiapkan secara matang. Seandainya parkir bus besar tidak mencukupi, bisa dimanfaatkan lahan parkir bus wisata di sebelah Gedung Nasional. Dari sana disiapkan becak Siantar untuk membawa para wisatawan ke Pajak Horas yang jaraknya sekitar satu kilometer itu.
Dengan upaya-upaya seperti ini, diharapkan kota Siantar masih akan tetap disinggahi wisatawan. Semoga. (Irwan E. Siregar)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI