Mohon tunggu...
Irwan E. Siregar
Irwan E. Siregar Mohon Tunggu... Jurnalis - Bebas Berkreasi

Wartawan freelance, pemerhati sosial dan kemasyarakatan.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Jelang Ramadhan Batam Surga bagi Warga Singapura

12 April 2023   10:58 Diperbarui: 12 April 2023   11:02 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fatiah sekeluarga berbelanja di Batam. (Foto: berita harian)

SAMA seperti di tanahair, tetangga di seberang pun mulai sibuk jelang hari raya. Cik Fatiah Ragil, misalnya, sudah berbenah mendekorasi rumah.

Menariknya, untuk menghemat biaya, warga Singapura seperti Cik Fatiah lebih suka berbelanja di Batam. "Belanja di Batam bisa hemat minimal 30 persen dibanding belanja di Singapura," katanya.

Maka, untuk penggantian gorden jelang hari raya, Cik Fatiah sudah melakukan pemesanan barang di Batam sejak awal tahun ini. Dan pertengahan Maret lalu, Cik Fatiah bersama 12 anggota keluarganya yang lain pergi menjemput pesanan ke Batam. untuk berbelanja dan mengambil gorden yang dipesannya sekitar dua bulan sebelumnya. "Di Batam harga pembuatan gorden lebih murah dan sangat terjangkau," unkapnya.

Selain mengambil pesanan, Cik Fatiah mengatakan mereka juga sempat membeli makanan kering seperti ikan teri, ikan kering dan udang di pasar untuk keperluan memasak sehari-hari dan juga untuk Hari Raya nanti. "Kalau ada waktu dan masih ada uang, saya juga beli kue," cerita supervisor itu kepada Berita Harian yang ditemui di sana belum lama ini.

Cik Fatiah  mengatakan hanya untuk makanan kering dan makanan ringan, dia akan menghabiskan sekitar $300 atau sekitar Rp 3,3 juta untuk dibawa pulang.

Menurut Berita Harian Singapura, bisnis di Batam sudah menunjukkan tanda-tanda pemulihan, meskipun masih jauh dari level sebelum pandemi. Secara umum, kata media berbahasa Melayu baku itu, pedagang di pulau yang populer di kalangan warga Singapura ini menikmati peningkatan penjualan antara 5 hingga 50 persen. "Toko yang menjual makanan mencatat peningkatan lebih tinggi daripada toko yang menjual pakaian," kata media tersebut.

Pemilik kios Karya Maju, Ridho Fernandes, yang menjual berbagai jenis kerupuk dan barang kering, misalnya,  mengatakan kepada bisnis sedang booming sejak pembatasan Covid-19 dilonggarkan di Batam dan Singapura. Menurut pemilik toko generasi ketiga berusia 38 tahun itu, bisnisnya telah meningkat. Penjualan meningkat sekitar 50 persen, dengan semakin banyak orang Singapura mengunjungi Batam untuk berbelanja.

"Mereka ke toko saya membeli kerupuk dan juga ikan asin, teri, ebi dan jajanan lainnya," ujarnya, kepada wartawan Berita Harian yang berkunjung ke warungnya menjelang Ramadhan pertengahan Maret lalu.

Menurutnya, pengunjung Singapura akan pergi ke Batam menjelang Ramadan untuk berbelanja. Bukan saat Ramadan.

Sebelum Covid-19, biasanya saat Ramadhan jumlah pengunjung ke Singapura akan menurun. Namun menjelang Ramadhan, banyak orang yang datang untuk membeli barang-barang kering bahkan kerupuk untuk persiapan Hari Raya. "Namun sejak pelonggaran pembatasan perjalanan antar negara, bisnis belum mencapai level sebelum Covid-19," ujarnya yang terus berharap semakin banyak warga Singapura yang datang ke Batam untuk mendukung bisnis di sana.

Selain toko yang menjual makanan, media ini juga mengunjungi pusat perbelanjaan seperti Nagoya Mall dan DC Mall untuk melihat-lihat butik yang menjual pakaian sempena Hari Raya. Butik Angella yang berlokasi di Nagoya Mall, terlihat sepi dan lapang di hari Sabtu sore. Pemilik butik, Merece, 52 tahun, baru sekitar satu tahun membuka cabang kedua butiknya di mall tersebut. "Kalau untuk baju, menjelang Ramadhan belum ramai. Biasanya pelanggan akan mulai membeli baju lebaran di minggu-minggu terakhir puasa," katanya.

Namun, kata Merece, bisnis sejauh ini cukup lamban. Tidak seperti dulu lagi. Mungkin terlalu dini untuk mengatakan apakah bisnis akan pulih. "Tetapi dengan tingkat bisnis saat ini, saya perkirakan masih lama sebelum bisnis membaik," katanya. Merece mengakui baru ada peningkatan 20 persen dalam bisnisnya. Ia juga masih menjalankan bisnis butik pertamanya di DC Mall yang telah beroperasi selama 22 tahun.

Eli Marlina, pemilik butik Ell Collection di DC Mall,  menceritakan bahwa meski pembatasan kini dilonggarkan, bisnisnya masih sangat lamban. DC Mall yang kerap dikenal sebagai pusat perbelanjaan ramai dan bising di akhir pekan, juga sepi di hari Sabtu. Menurut Eli, butiknya menerima lebih banyak pelanggan lokal daripada turis. "Perkembangan bisnis saat ini terlalu lamban. Sejauh ini yang saya lihat baru recovery sekitar 5 persen, tapi saya berharap dengan masuknya stok baru ini bisa menarik lebih banyak pelanggan," kata pedagang berusia 41 tahun yang membuka toko butik di DC Mall sejak 2005.

Kedua pemilik butik tersebut berharap bisnisnya akan meningkat dan sepakat bahwa dengan semakin banyaknya turis Singapura maka bisnis mereka juga bisa meningkat. "Menurut saya untuk penjualan pakaian, mungkin masih diperlukan satu atau dua tahun lagi sebelum kita melihat bisnis kembali ke tingkat pra-pandemi," tambah Eli.

"Sebelum Ramadhan belum ramai. Biasanya pelanggan akan mulai membeli baju lebaran di minggu-minggu terakhir puasa. Tapi bisnis sejauh ini melambat. Tidak seperti sebelumnya. Mungkin terlalu dini untuk mengatakan apakah bisnis akan pulih. Tapi dengan tingkat bisnis saat ini, saya perkirakan masih lama sebelum bisnis membaik,' kata Merece, pemilik butik Angella yang berlokasi di Nagoya Mall. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun