Mohon tunggu...
Irwan Sabaloku
Irwan Sabaloku Mohon Tunggu... Editor - Penulis

"Menulis hari ini, untuk mereka yang datang esok hari"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gen Z dan Pesan Ekonomi: Mengapa Pinjam Dulu Seratus, Menjadi Viral?

18 November 2023   18:23 Diperbarui: 19 November 2023   09:15 1385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Ilustrasi Pinjam Dulu Seratus, Frasa Yang Viral

Pada era digital ini, tidak hanya tren mode atau musik yang dapat menjadi viral, tetapi juga ungkapan dan frasa yang mencerminkan semangat sebuah generasi.
Salah satu tren yang mencuri perhatian belakangan ini adalah frasa "Pinjam Dulu Seratus". Meskipun tampak sebagai ungkapan sederhana, pesan ini meresap dalam berbagai lapisan masyarakat, termasuk di antara Generasi Z.

Dari tokoh nasional seperti Presiden Joko Widodo hingga bintang internasional seperti Chris Martin dari Coldplay, semua tampaknya ikut merayakan atau meminjam frasa ini. Pertanyaannya, mengapa "Pinjam Dulu Seratus" begitu viral di kalangan Generasi Z, dan apa pesan ekonomi yang mendasarinya?

Generasi Z, yang umumnya terdiri dari individu yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, tumbuh dalam era teknologi yang pesat.

Kehadiran internet, media sosial, dan perangkat seluler telah membentuk cara mereka berkomunikasi dan mengekspresikan diri. Bahasa mereka pun menjadi semacam kode yang hanya dipahami oleh sesama anggota generasi ini.

"Pinjam Dulu Seratus" adalah salah satu contoh unik dari bahasa ini yang mencerminkan sikap santai, akrab, dan terkadang ironis terhadap realitas ekonomi yang mungkin sulit dihadapi. Bahasa ini bukan hanya sekadar alat komunikasi, ini adalah bentuk identitas.


Dalam dunia yang terus berubah dan serba cepat, Generasi Z mencari cara untuk membedakan diri mereka, dan bahasa menjadi sarana untuk mencapai hal tersebut.

Ungkapan-ungkapan seperti "Pinjam Dulu Seratus" bukan hanya kata-kata, tetapi simbol keanggotaan dalam komunitas yang memiliki pemahaman bersama tentang dunia mereka.

Namun, apakah "Pinjam Dulu Seratus" hanya semacam tren kosong atau ada pesan yang lebih dalam di baliknya?

Seiring pandemi global yang masih berlangsung, dampaknya terhadap  ekonomi terasa di seluruh dunia.

Banyak dari Generasi Z yang baru memasuki dunia kerja atau pendidikan tinggi merasakan dampaknya secara langsung.

Tingkat pengangguran yang tinggi, sulitnya memperoleh pekerjaan yang stabil, dan tekanan finansial menjadi kenyataan yang sulit dihindari.

Dalam konteks ini, "Pinjam Dulu Seratus" bisa dipandang sebagai bentuk solidaritas ekonomi di antara mereka yang menghadapi tantangan yang sama.

"Ungkapan ini mungkin mencerminkan semacam kesadaran bahwa mendukung satu sama lain dalam hal keuangan adalah langkah awal untuk mengatasi kesulitan bersama."

Dalam dunia yang serba digital, di mana seseorang dapat mengirimkan uang melalui aplikasi atau meminta bantuan finansial secara online, pesan "Pinjam Dulu Seratus" menjadi semacam kode untuk mengingatkan bahwa tidak sendirian dalam menghadapi tantangan ekonomi.

Meskipun pesan ini dapat mencerminkan realitas ekonomi yang sulit, ada juga elemen optimisme yang terkandung di dalamnya. "Pinjam Dulu Seratus" bisa diartikan sebagai upaya untuk tetap bersikap positif dan saling mendukung meskipun dihadapkan pada kesulitan.

"Ungkapan ini, dalam konteks tertentu, mungkin juga mencerminkan semacam keyakinan bahwa meskipun meminjam, tetapi akan ada harapan dan kemajuan di masa depan."

Generasi Z, sebagai generasi yang tumbuh dengan kemungkinan teknologi dan akses informasi yang lebih besar, memiliki kecenderungan untuk melihat solusi kreatif terhadap masalah.

"Pinjam Dulu Seratus" bisa saja menjadi bentuk adaptasi terhadap realitas ekonomi yang sulit dengan menciptakan budaya saling pinjam dan saling bantu.

Tidak dapat dipungkiri bahwa budaya pop global, terutama melalui musik, memiliki dampak yang signifikan pada Generasi Z.

Konser-konser besar seperti yang diadakan oleh Coldplay di Jakarta memberikan platform untuk menyebarkan pesan-pesan seperti "Pinjam Dulu Seratus" kepada audiens yang lebih luas.

"Artis internasional seperti Chris Martin, dengan ikut serta dalam tren bahasa lokal, menciptakan pengalaman yang lebih personal dan dekat dengan para penggemar di Indonesia."

Konser bukan hanya acara hiburan, tetapi juga sarana untuk menyampaikan pesan-pesan penting. Dalam hal ini, "Pinjam Dulu Seratus" dapat dianggap sebagai semacam simbol perlawanan kreatif dan optimisme di tengah-tengah kesulitan ekonomi global yang dipengaruhi oleh pandemi.

"Pinjam Dulu Seratus" mungkin hanya sebatas tren bahasa, tetapi pesan ekonomi dan sosial yang terkandung di dalamnya mencerminkan dinamika kompleks yang sedang terjadi di kalangan Generasi Z.

Di tengah tantangan ekonomi global, ungkapan ini menjadi semacam lambang perlawanan kreatif dan optimisme yang terus tumbuh di kalangan masyarakat muda.

Dengan pendekatan yang bijak dari masyarakat dan pemerintah, tren ini dapat menjadi sumber inspirasi untuk membangun solidaritas ekonomi, meningkatkan literasi keuangan, dan menciptakan masa depan yang lebih baik untuk Generasi Z.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun