Mohon tunggu...
Irvando Damanik
Irvando Damanik Mohon Tunggu... Administrasi - Mari hidup Cerdas di era Industry 4.0

mari berbagi sekalipun hanya dari pikiran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Saya dan Anda adalah Anak Indonesia, Kita hanya Dibedakan Agama dan Budaya

2 Desember 2018   11:21 Diperbarui: 2 Desember 2018   11:32 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Ilustrasi: kemenag.go.id)

Demikian juga halnya dengan keberadaan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, ketika keberagaman itu tidak ada maka kita juga tidak akan merasa bahwa adanya saling menghormati dan menghargai, kita tidak akan ada semangat dengan apa yang kita percayai, kita juga tidak akan merasa bahwa kita memang berbeda dengan orang lain yang mana perbedaan itu ternyata suatu warna yang bisa menambah wawasan kita.

Justru seharusya perbedaan itulah yang membuat kita bisa menilai antara satu dengan yang lain, karena yang lain (yang bukan milik kita) menjadi pembeda dan pembanding dan kita bisa banyak belajar tentang arti perbedaan itu.

Kembali kepada kehidupan berbangsa kita akhir-akhir ini yang mana kita dihadapkan pada banyaknya isu yang mengangkat perbedaan khususnya di tahun-tahun politik ini baik melalui media sosial, elektronika, media massa dan medial lainnya. Bahkan akhir-akhir ini keberagaman di Indonesia sepertinya semakin sulit diterima didalam kehidupan berbangsa dan Bertanah air.

(Ilustrasi: kemenag.go.id)
(Ilustrasi: kemenag.go.id)
Kita pantas mengapresiasi inisiatif Kementerian Agama yang menyerap masukan-masukan dari tokoh-tokoh terkemuka dibidang agama dan budaya serta dihadiri oleh agamawan dan budayawan yang dilaksanakan di Jogjakarta pada awal Nopember 2018 yang lalu.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang hadir dan membuka secara langsung acara sarasehan tentang Reaktualisasi Relasi Agama dan Budaya tersebut, diharapkan dapat menjadi sosok yang mampu menjembatani seluruh masukan-masukan yang sudah disampaikan para perwakilan tokoh-tokoh yang hadir pada kesempatan tersebut.

Abdullah Muhaimin, Acep Zamzam Noor, Agus Sunyoto, Agus Noor, Alissa Wahid, Aloyisius Budi Purnomo, Bhante Sri Pannavaro, Fatin Hamama, Jamhari, John Titaley, M Amin Abdullah, M Jadul Maula, Nasirun, Pandita Mpu Jaya Prema, Purwosantoso, Radhar Panca Dahana, Ridwan Saidi, Sudjiwo Agus Hadi (Sudjiwo Tedjo), Wahyu Muryadi, Wisnu Bawa Tenaya, Zakiyuddin Baidlawi merupakan nama-nama yang turut hadir dalam acara tersebut.

Ringkasan Permufakatan Yogyakarta Agamawan dan Budayawan yang merupakan hasil dari acara Sarasehan tersebut patut diapresiasi karena mengangkat beberapa poin penting diantaranya:

  • Memahami arti keberagaman sehingga tidak merugikan diri sendiri dan orang lain
  • Penghayatan tentang keagamaan
  • Pendidikan formal dan Non-Formal
  • Sikap dan perilaku sebagai pribadi, kelompok, golongan dan Bangsa
  • Memaksimalkan fungsi Negara untuk semua aspek hingga pengawasan
  • Mendorong praktik kehidupan beragama untuk melahirkan iman yang membuahkan kesalehan spiritual dan kesalehan sosial.


(kemenag.go.id)

Poin-poin penting yang dihasilkan dalam sarasehan itu hanyalah perwakilan dari banyaknya hal kecil yang harus kita perhatikan bersama dalam hal hidup dalam keberagaman beragama dan berbudaya ini.

Intinya adalah mari saling menahan diri untuk memberikan ruang kepada siapa saja yang memang pantas untuk maju kedepan. Semua sama dan mempunyai kedudukan yang sama sebagaimana diatur dalam pasal 27 UUD'45.

Kita kembali merenungkan nilai-nilai budaya dan agama yang kita diyakini yang mana akan menggiring persepsi kita kepada cita-cita mulia dalam menciptakan ketentraman dan kedamaian dalam berbangsa dan bertanah air. Kepercayaan dan kebudayaan saya dan anda bisa berbeda tetapi ketika kita memang memahami arti mulia dari kepercayaan dan kebudayaan itu maka semuanya akan menegara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun