Mohon tunggu...
Dadan Rusdan
Dadan Rusdan Mohon Tunggu... -

Paling hobi jalan-jalan dan lihat pemandangan pesawahan,,,, punya mimpi jadi pengusaha , saat ini sedang menggeluti menulis di www.blablaid.com

Selanjutnya

Tutup

Money

JK Sebut Produksi Beras Indonesia Turun

17 Oktober 2015   15:40 Diperbarui: 17 Oktober 2015   15:54 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

 

Ini merupakan tulisan ke dua , saya memang orang yang masih ingusan namun saat di perhatikan kemajuan Indonesia kok jalan di tempat , kata siapa sejahtera ? Toh masih banyak kesenjangan sosial.

Makanan kami adalah beras , bukan gandum ataupun plastik . Lahan sumber beras kami habis dengan bangunan pabrik asing pak .

Saya gak mau bahas jauh-jauh , di tempat saya saja Cianjur hampir 20% an lahan sawah habis dengan bangunan pabrik orang asing pada umumnya , padahal sumber pangan kami adalah penghasil beras bisa cukup untuk se kabupaten.

Sekarang lahan sudah habis , pabrik baru besar-besar sahamnya milik siapa ? Orang asing . Yang kerjanya siapa ? Kita sendiri selaku peribumi. Keuntungan besar buat siapa ? Buat mereka komplotan asing penguras tenaga rakyat . Gaji kami sedikit tennga di kuras , kalian sudah punya perusahaan baru kami baru punya rumah itupun ngontrak.

Gaji kami habis pak buat beli makanan yang tiap edisinya naik terus. Wilayah kami penuh dengan asap pabrik . Kami menderita mereka tepuk tangan...


Sekarang makan kami banyak mie instan , kandungan gizinya apakah betul bagus buat tubuh kami ?.

Bahan baku makanan kami dari gandum , kita gak bisa nanam gandum hanya mengandalkan impor . Perusahaan yang mengelola siapa ? Orang asing , yang kerja ? Ya kita. Belum lagi yang lainnya penguasaan sumber daya habis di kuras mereka . Pakaian kami juga buatan merk mereka , sepatu dan lainnya . Yang kerja ya kita juga....

Sekarang beras mahal , susah , bukan karena tidak mampu dan kemarau panjang tapi lahan kita penuh dengan pabrik asing.

Ini realita di kampung kami , belum lagi Karawang lahan pertanian di babad habis dengan pabrik . 

Sekarang Indonesia gawat beras , ya sudah wajar karena lahan sawahnya habis . Yang tersisia gunung-gunung tinggi lantas gak bisa di tanami padi.

Laut yang begitu luas gak bisa kita andalkan karena tercampur limbah pabrik , ikan habis kita miris...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun