Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Rencana NASA Eksplorasi Planet yang Diduga Kaya Berlian

20 Agustus 2022   08:07 Diperbarui: 28 Agustus 2022   06:24 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Uranus hasil foto dari Voyager 2 pada 1986. (Sumber: Wikimedia Commons)

Sejak ditengok oleh wahana luar angkasa milik The National Aeronautics and Space Administration (NASA), Voyager 2, pada 24 Januari 1986, belum ada lagi pesawat luar angkasa yang menyambangi planet ke-7 pada Sistem Tata Surya, Uranus.

Pada saat itu, Voyager 2 pun hanya melakukan flyby, alias melayang sambil lewat, tidak mengorbit. Meski hanya flyby, Voyager 2 sudah mendapatkan data yang lumayan, walau tentu saja masih kurang detil.

Untuk melanjutkan apa yang telah dilakukan oleh Voyager 2, muncullah proyek yang disebut Uranus Orbiter and Probe, yang pertama kali dievaluasi oleh Applied Physics Laboratory (APL) milik Universitas Johns Hopkins di Maryland, AS, pada 2010, menurut situs Info Galactic.

APL lantas merekomendasikan proyek itu ke NASA pada 2011, yang kemudian disebut sebagai Uranus Pathfinder. Lalu, APL juga meneruskannya ke European Space Agency (ESA) pada 2015 dan disebut sebagai misi ODINUS, singkatan dari Origins, Dynamics, and Interiors of the Neptunian and Uranian Systems.

Roket yang dipakai untuk mengembara ke Uranus juga masih berubah-ubah. Atlas V 521, Ariane 5, dan Soyuz-2 pernah dipertimbangkan. Saat ini, rencana roket yang dipakai untuk mengorbit Uranus adalah Atlas V 551 atau Space Launch System Block IB.

Roket mana pun yang akan dipakai, ia akan diluncurkan melalui Cape Canaveral di Florida, AS. Lalu, kapan akan diluncurkan? Ada yang menyebut Januari 2025, ada juga yang menyatakan pada 2031.

Karena jarak antara Bumi dan Uranus tidak sedekat Cempaka Putih-Palmerah, maka butuh waktu lebih dari 10 tahun untuk roket tiba di Uranus.

Kalau menurut Info Galactic, roket akan tiba di orbit Uranus sebelum 2043. Sedangkan kalau menurut perhitungan Planetary Mission Concept for the 2023-2032 Planetary Science Decadal Survey dari NASA, roket akan tiba di orbit Uranus pada 2044 dan memasuki atmosfer pada 2045. Lalu, penelitian akan dilakukan kurang lebih selama 4,5 tahun.

Well, lumayan lama untuk mencapai Uranus, karena memang jaraknya yang lumayan. Menurut situs Space, jarak terdekat Bumi ke Uranus adalah 2,6 miliar kilometer, sementara titik terjauh adalah 3,2 miliar km.

Jarak terdekat pun masih sangat jauh. Kalau dibandingkan di Indonesia, misalnya jarak Anyer ke Panarukan adalah 1.000 km. Dengan jarak 2,6 miliar km, berarti sama dengan 2.600.000 kali bolak-balik antara Anyer ke Panarukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun