Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Open House Lebaran hingga Lewat Tengah Malam

5 Mei 2022   15:32 Diperbarui: 5 Mei 2022   15:40 1295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hidangan lebaran, mirip dengan yang kami sajikan saat open house sekian puluh tahun lalu. (Sumber: Shopbackdotcom)

Ya sudah, sekira pukul 10 pagi, mulailah tamu berdatangan. Beberapa keluarga sekaligus. Saya menjadi anak penurut hari itu. Berdiri dengan manis, bersalaman dengan semua tamu. Hahaha

Karena rumah dinas itu kecil ukurannya, maka para tamu ya silakan saja mencari tempat duduk sendiri untuk menyantap hidangan Lebaran. Bahkan ada yang menikmati hidangan di teras dan di halaman depan rumah yang lumayan luas.

Seingat saya, yang namanya hidangan itu tak berhenti mengalir dari dapur. Jangan tanya, betapa sibuknya yang bertugas untuk memotong ketupat. Lalu juga yang mencuci piring. Pokoknya harus dipastikan bahwa semua tamu tak akan kehabisan makanan dan piring bersih beserta sendoknya. Kalau telur pindang, silakan kupas sendiri.

Hari itu benar-benar sibuk. Semua rakyat dikerahkan untuk memastikan kelancaran open house. Di belakang rumah kami, ada satu rumah yang ditempati oleh sebuah keluarga. Rumah mereka dan kami punya alamat yang sama. Mereka juga diminta untuk membantu.

Tamu berdatangan tak henti. Mirip dengan angkot yang penumpangnya naik dan turun. Aplusannya cepat. Terus seperti itu. Hingga mendekati Maghrib, belum ada tanda tamu akan berkurang.

Adik saya yang paling kecil sudah tidur paling dulu. Dia masih bayi. Saya masih bertahan. Shinta? Entahlah apa yang dia lakukan hari itu.

Sampai tengah malam, masih ada saja tamu yang datang. Tapi, mereka tak lagi kebagian hidangan Lebaran. Tinggal sisa-sisa, tak pantas untuk dihidangkan. Persediaan yang masih banyak tinggal telur pindang.

Tamu paling akhir datang sekitar pukul 1 dini hari dan pulang kira-kira satu jam kemudian. Kami semua sudah lelah. Saya bisa melek hingga tamu terakhir pulang.

Itu adalah open house, juga housewarming, pertama untuk keluarga kami. Namun, open house yang kami gelar ketika sudah kembali berada di Jakarta tak lagi seheboh itu.

Pada hari kedua Lebaran, kami semua bangun telat. Tepar semua. Tapi, mama harus mengurus adik bayi, jadi dia sudah bangun paling pagi seperti biasa.

Hari kedua Lebaran itu, kami menutup pintu rumah. Namun, tak bisa menutup pagar, sebab rumah kami tak punya pagar, saking lebar itu halamannya. Entah berapa biaya jika harus pasang pagar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun