Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Jejak Menawan Tim Debutan Komoro di AFCON 2021

26 Januari 2022   07:40 Diperbarui: 27 Januari 2022   02:56 847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Negara kepulauan mungil Komoro berhasil menjadi tim debutan sekaligus membuat sejarah baru di AFCON 2021. Foto: AFP/DANIEL BELOUMOU OLOMO via Kompas.com

Bakari bermain di Belanda, di klub RKC Waalwijk, anggota Eredivisie, divisi teratas Liga Belanda. Bakari lahir di Paris, namun ia berdarah Komoro.

Amir Abdou (kanan), pelatih Komoro kelahiran Marseille. (Sumber: Deutcshe Welle Online)
Amir Abdou (kanan), pelatih Komoro kelahiran Marseille. (Sumber: Deutcshe Welle Online)

Dari 28 pemain yang dibawa pelatih Amir Abdou ke AFCON 2021 sebagian besar bermain di Eropa. Hanya dua yang bermain di Afrika, yaitu di Mauritania dan Afrika Selatan. Satu pemain lagi tanpa klub.

Pelatih berusia 49 tahun itu awalnya bekerja sebagai asisten eks pelatih Marseille dan Raja Casablanca, Henri Stambouli, yang bertindak sebagai pelatih utama Komoro. Namun, karena Stambouli mengundurkan diri, maka Abdou lantas menjadi pelatih utama.

Abdou, lahir di Marseille dan berdarah Komoro, sebelumnya adalah pelatih di sebuah klub di divisi enam Prancis. Namun, ia langsung menerima tugas untuk membangun tim nasional Komoro tanpa pikir panjang.

Menurut Deutsche Welle, Abdou mencari pemain-pemain keturunan Komoro yang kebanyakan tinggal di Prancis selatan dan bermain di divisi dua atau tiga. Sedikit demi sedikit, tim nasional Komoro makin berkembang permainannya.

Berkembang Berkat Subsidi FIFA

Komoro sendiri baru bergabung dengan FIFA pada 2005, sebuah langkah yang membuat sepak bola negeri kepulauan berpenduduk tidak lebih dari 900 ribu orang itu bergairah.

Sebagai anggota FIFA, Komoro menerima subsidi dari organisasi tertinggi sepak bola itu. Subsidi itu sangat berguna untuk membangun infrastruktur olahraga yang sangat kurang di Komoro.

Sejak 2005, Komoro menerima 1,3 juta dolar AS per tahun dari FIFA. Mereka juga menjadi anggota program pengembangan sepak bola dari FIFA. Dengan demikian, mereka bisa merenovasi Akademi Twamaya yang letaknya dekat dengan ibukota Komoro, Moroni. Lalu, dana sebanyak 11,4 juta dolar dipakai untuk membangun gedung administrasi baru untuk Federasi Sepak Bola Komoro yang akan selesai pada akhir 2022.

Lalu, Stadion Nasional Mohamed Cheikh juga direnovasi, dibesarkan plus dipasangi rumput artifisial dan lampu penerangan yang mumpuni untuk sebuah stadion sepak bola.

Di lapangan, Abdou membawa kestabilan dalam tim. Personel tim nyaris tak berubah sejak 2016. Abdou menangani timnya seperti sebuah klub. Secara reguler, ia mengumpulkan semua pemainnya untuk kamp pelatihan di Komoro.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun