Semenjak wabah Covid-19 dikabarkan mulai menyebar di Indonesia pada awal 2020 silam. seluruh warga di Indonesia sempat digegerkan oleh sampainya wabah ini seakan air bah yang datang menghampiri tiba-tiba. datang dari berita. baik yang sumbernya dari media massa lokal, maupun internasional.mendadak semua isinya sama, menmperingatkan akan bahaya covid-19 ini fatal. namun mirisnya masyarakat di negara saya ini, akan santuynya berita ini, yang katanya orang indonesia kebal karena makan nasi kucing, bahkan munculnya lagu yang berjudul corona. seketika datang wabah ini. langsung nyinyiran itu perlahan tenggelam :)
Waktu demi waktu , Hari demi hari. semua perlahan berubah. kini orang-orang seakan bodo amat, yang awalnya setiap keluar rumah selalu berhati-hati dalam menjaga fisik mereka, kini sebaliknya. mungkin karena bosan perkembangan akan wabah ini yang dirasa belum ada kemajuan hingga saat ini, khususnya di Indonesia ini. belum lagi kondisi ekonomi, terutama kegiatan belajar mengajar  seperti halnya penulis rasakan saat ini. yang biasanya berkumpul dalam satu tempat dan bercanda ria baik sesama teman maupun dengan guru, kini hanya seakan meratapi nasib dengan melihat layar kaca gadget. tidak ada candaan, gurauan, adanya hanya keseriusan tanpa humor sedikitpun yang jika lama kelamaan membosankan dan bikin ngantuk. "paham tidak, rebahan iya" itulah pepatah yang seringkali terlontar oleh para penerus masa depan saat ini.
demikian juga penulis. setiap hari, dari pagi, siang, sore, malam. aktifitas yang mendominasi di dalam rumah, mulai dari bangun , sholat, mandi, makan, persiapan daring, sepanjang hari sampai tidur lagi. selalu berulang-ulang seperti itu. seakan-akan dunia menjadi menyempit dan berdinding, tapi mau gimana lagi keadaan. keinginan ingin keluar rumah jadi menggantung , karena ketakutan akan berbagai halangan entah itu dari aparat kepolisian atau kerumunan. Ya begitulah yang penulis lakukan di tahun 2020 lalu , sampai sekarang pun masih seperti itu. Haduuh
Terkadang penulis juga kerap kali merasakan pusing, stress karena bencana yang tak kunjung selesai ini sampai akhirnya memaksakan diri untuk beraktivitas diluar rumah seperti halnya kehidupan normal biasanya, dan begitu juga dengan kebanyakan orang saat ini. Pokoknya keluar rumah dengan doa dan jaga diri dengan mematuhi semua prokes. Insyaalloh aman. Itulah yang penulis pegang teguh sampai detik ini.Â
Kehidupan normal dengan sedikit gangguan pada lubang hidung yang kerap kali menjadi masalah utama terutama bagi yang kulitnya rentan jerawatan. Rasa gerah diarea wajah terutama hidung pun tak bisa dihindari akibat benda sejenis girden yang menutupi, dan karena suatu paksaan yang banyak arti.
.
.
Nama = Rafif Irfan Saifullah
Nim = 3130020018
Prodi = S1 Sistem Informasi
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
#UASbahasaindonesia