Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Jaga Kesehatan Mata dengan Vitamin dan Mineral Ini

28 Oktober 2023   07:00 Diperbarui: 28 Oktober 2023   09:50 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mata sehat (Sumber: Amanda Dalbjorn via unsplash.com)

Hobi membaca akhirnya membuat saya menggunakan kacamata untuk pertama kalinya saat menjelang kelulusan SMA. Ini gara-gara saya suka membaca sambil tiduran atau saat berada dalam kendaraan yang bergerak. 

Seiring berjalannya tahun, minus mata saya semakin bertambah. Bahkan setelah beberapa tahun bekerja, saya juga mengalami astigmatisme (silinder) di samping miopi (rabun jauh).

Topik pilihan Kompasiana kali ini cukup menarik perhatian saya, yakni pentingnya memperhatikan kesehatan mata bagi para pekerja. Tema World Sight Day 2023 yang jatuh pada tanggal 12 Oktober "Love your eyes at work" mengingatkan kita, terutama para pekerja yang kesehariannya berkutat di depan layar komputer/laptop, untuk lebih peduli dengan kesehatan mata. Dan jujur saja, tema ini juga lumayan menyentil saya. Mengapa?

Well, pekerjaan yang saya geluti selama 10 tahun belakangan memang mengharuskan saya untuk menatap layar laptop hampir sepanjang hari. Dan saya akui bahwa saya kurang memperhatikan kesehatan mata. 

Boleh dibilang saya kurang mengistirahatkan mata jika beraktivitas di depan laptop selama berjam-jam. Apalagi jika pekerjaan sedang banyak-banyaknya dan deadline bersamaan.


Akibatnya ketika sore atau malam tiba, sering kali mata terasa kering, merasa pusing atau sakit terutama di sekitar mata, serta nyeri dan pegal di sekitar leher. Menurut beberapa sumber yang saya baca, gejala ini bisa jadi dipengaruhi oleh paparan radiasi sinar biru (blue light exposure) yang terpancar dari perangkat elektronik.

Gaya Hidup Digital dan Kesehatan Mata

Perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor yang memicu tren gaya hidup digital di masyarakat, yakni ketika segala sesuatunya bisa dikerjakan melalui layar laptop atau smartphone. Puncaknya pada masa pandemi Covid-19 kemarin.

Banyak sektor pekerjaan yang menerapkan sistem WFH (work from home). Bahkan sekolah maupun universitas pun menerapkan sistem PJJ (pembelajaran jarak jauh) kepada para peserta didiknya. Aktivitas remote seperti ini tentunya meningkatkan intensitas penggunaan gadget seperti laptop, tablet, maupun smartphone.

Menurut laporan "State of Mobile 2023" yang dipublikasikan oleh aplikasi data.ai, selama tahun 2022 warganet Indonesia menghabiskan waktu rata-rata 5.7 jam setiap harinya untuk menggunakan ponsel. Dalam hal ini Indonesia berada di peringkat satu, diikuti Singapura, Brazil, Arab Saudi, dan Korea Selatan. Apakah ini sebuah prestasi atau ironi?

Meski terkesan memberikan kepraktisan dalam menunjang aktivitas, nyatanya tren gaya hidup digital semacam ini pada akhirnya akan mempengaruhi kesehatan mata para penggunanya.

Apa Itu Sinar Biru, Sumber, dan Efeknya terhadap Mata?

Sebelum membahas blue light dan efeknya terhadap kesehatan mata, mari kita refresh sedikit mengenai cahaya. Dalam konteks fisika, cahaya/sinar merupakan radiasi elektromagnetik dari susunan partikel elektromagnetik (foton) yang bergerak dalam gelombang dan memancarkan energi dengan rentang dan kekuatan yang bervariasi. Semakin pendek gelombang, semakin besar energinya.

Berdasarkan panjang gelombangnya, cahaya dibagi menjadi beberapa kategori besar yakni Sinar Gamma (kurang dari 0.01 nm), Sinar-X (0.01 - 10 nm), Sinar Tampak (380 - 760 nm), Sinar Inframerah (760 - 10,000 nm). Di atas 10,000 nm merupakan gelombang radio.

Ilustrasi spektrum cahaya & anatomi mata (Sumber: jurnal Blue Light Exposure: Ocular Hazards and Prevention - A Narrative Review)
Ilustrasi spektrum cahaya & anatomi mata (Sumber: jurnal Blue Light Exposure: Ocular Hazards and Prevention - A Narrative Review)

Mata manusia hanya dapat melihat sinar tampak mulai dari sinar ungu (380 nm) hingga sinar merah (760 nm) atau sering dikenal dengan 7 warna pelangi 'mejikuhibiniu'. Sinar biru memiliki pita energi tertinggi dalam Sinar Tampak (380 - 500 nm) dan dibagi menjadi 2 kategori yakni biru-ungu (380 - 450 nm) yang dikenal juga sebagai High Energy Violet (HEV) dan Biru-Pirus (450 - 500 nm).

Kedua sinar biru ini mampu melewati kornea dan lensa mata hingga sampai retina. Pada beberapa penelitian terhadap hewan uji, sinar biru-ungu dapat memicu kerusakan struktur retina. Sementara Sinar Biru-Pirus dapat mempengaruhi dan mengganggu level hormon melatonin dalam tubuh.

Hormon ini berperan dalam pengaturan ritme sirkadian tubuh, yakni pola alamiah tubuh manusia yang berulang setiap 24 jam, yang mempengaruhi suasana hati, energi, dan fungsi tubuh. Singkatnya, tubuh bisa membaca dan bereaksi saat siang atau malam tiba.

Sumber sinar biru ini dapat berasal dari alam (matahari) maupun buatan (teknologi LED pada layar televisi, komputer, laptop, tablet, dan smartphone). Paparan sinar biru dapat berefek negatif pada kesehatan mata, tergantung panjang gelombang, jarak, dan durasi paparan.

Vitamin & Mineral untuk Kesehatan Mata

Upaya menjaga kesehatan mata bisa dilakukan dengan cara dari eksternal maupun internal tubuh.

Eksternal misalnya mengontrol paparan sinar biru seperti membatasi jarak kontak mata dengan layar gadget (televisi/laptop/smartphone); membatasi waktu paparan (misal pola 20-20-20 jika memungkinkan); hingga menyesuaikan layar gadget (kontras, kecerahan/brightness, ukuran huruf).

Sedangkan internal misalnya dengan mengonsumsi makanan kaya vitamin atau suplementasi vitamin dan senyawa antioksidan yang berperan dalam kesehatan mata.

Beberapa vitamin dan senyawa antioksidan yang dapat membantu memelihara kesehatan mata misalnya:

1. Vitamin A

Vitamin A (retinol) merupakan senyawa yang dapat memberikan pigmen warna pada retina dan berperan pada proses penglihatan, terutama ketika sumber cahaya rendah.

Wortel atau sayuran berwarna jingga merupakan salah satu sumber yang kaya senyawa Beta-Carotene yang kemudian akan dikonversi di hati menjadi Vitamin A. Selain itu, sumber vitamin A juga dapat diperoleh dari telur dan produk susu.

2. Vitamin C & Vitamin E

Kedua vitamin ini merupakan antioksidan yang memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Dalam menjaga kesehatan mata, vitamin C & E berperan untuk mencegah stres oksidatif (suatu kondisi di mana jumlah radikal bebas dalam tubuh melebihi kapasitas tubuh untuk menetralkannya), yang dapat mengakibatkan kerusakan sel fotoreseptor pada mata.

Vitamin C dan vitamin E tentunya banyak dijumpai pada sayuran hijau dan buah-buahan seperti jeruk, hingga kacang-kacangan.

Buah-buahan kaya vitamin C (Dokumentasi pribadi)
Buah-buahan kaya vitamin C (Dokumentasi pribadi)

3. Zinc

Zinc merupakan mineral yang berperan untuk memelihara kesehatan retina, membran sel, dan struktur protein pada mata. Selain itu, zinc juga berperan dalam transportasi vitamin A dari hati menuju retina untuk memproduksi melanin, yakni pigmen yang melindungi mata dari paparan sinar UV.

Bila dikombinasikan dengan antioksidan seperti vitamin C dan vitamin E, dapat mengurangi risiko AMD (Age-related Macular Disease). AMD adalah penyakit mata yang menyebabkan penurunan penglihatan (pandangan kabur) yang umumnya dialami orang tua karena kerusakan macula (bagian retina yang sensitif terhadap cahaya dan mengontrol ketajaman penglihatan) akibat penuaan.

Beberapa makanan yang kaya zinc misalnya tiram, kepiting, keju, ikan salmon, ikan sarden, dan lainnya.

4. Lutein dan Zeaxanthin

Kedua senyawa ini termasuk senyawa carotenoid, yakni pigmen yang diproduksi oleh tanaman. Kedua pigmen ini terakumulasi di retina sehingga disebut juga macular pigments.

Lutein dan zeaxanthin memiliki efek perlindungan pada mata dengan mencegah stres oksidatif dan melawan radikal bebas.

Beberapa makanan yang kaya dengan kandungan lutein dan zeaxanthin antara lain sayur-sayuran seperti kubis, bayam, brokoli, dan lainnya.

Sayuran hijau kaya vitamin dan mineral untjk kesehatan mata (Dokumentasi pribadi)
Sayuran hijau kaya vitamin dan mineral untjk kesehatan mata (Dokumentasi pribadi)

Pada beberapa orang karena kondisi kesehatan tertentu, mungkin membutuhkan produk suplemen yang mengandung senyawa-senyawa ini untuk mengurangi risiko penyakit mata. Namun sekali lagi, akan lebih baik jika senyawa-senyawa ini kita peroleh dari asupan makanan sehari-hari.

Yuk mari sama-sama peduli dengan kesehatan mata masing-masing. Apalagi kalau bukan karena pelangi di matamu. Eh, maksudnya mata adalah jendela hati.

Stay happy, stay healthy!

Referensi

Springer.com | NCBI | Health Direct | Medical News Today | Web MD

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun