Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

[Resensi] Seperti Sungai yang Mengalir

25 September 2021   07:00 Diperbarui: 25 September 2021   07:07 787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Dikisahkan ia memiliki seekor burung rajawali yang dianggap seperti sahabatnya sendiri. Burung rajawali ini selalu bertengger di bahunya dan mengikuti Genghis Khan di setiap perburuannya. Rajawali ini mampu terbang tinggi dan melihat segala sesuatu yang tidak bisa dilihat manusia.

Suatu hari ketika Genghis Khan dan rombongannya gagal dalam perburuan mereka, Genghis Khan pergi berkuda seorang diri bersama rajawalinya. Tibalah ketika ia merasa haus, Genghis Khan melepaskan rajawalinya dan mengeluarkan cangkirnya lalu mengisinya dengan tetesan air dari sebuah batu karang.

Tak disangka burung rajawalinya bolak-balik menyerang Genghis Khan dan menumpahkan isi cangkirnya setiap kali telah terisi. Meskipun ia sangat menyayangi rajawalinya, ia tidak bisa memaklumi perilaku tidak hormat seperti itu dan khawatir ia akan dicemooh prajuritnya karena tidak mampu menjinakkan seekor burung.

Maka pada upaya terakhir kalinya untuk minum, Genghis Khan menghunuskan pedangnya ke dada burung rajawali kesayangannya ketika burung itu kembali menyerangnya.

Namun karena tetesan airnya sudah habis, Genghis Khan mencari sumber mata airnya. Tapi tak disangka, ia justru menemukan bangkai seekor ular yang sangat berbisa di genangan air tersebut. Seandainya tadi ia meminum air tersebut, pastilah kini ia sudah mati.

Pada akhirnya Genghis Khan membangun sebuah patung rajawali berukuran besar dan terbuat dari emas. Dan di salah satu sayapnya terukir kalimat: "Saat seorang sahabat melakukan hal yang tidak berkenan di hatimu sekalipun, dia tetaplah sahabatmu".

Well, itu hanya sepenggal kisah dan moral dari 3 cerita pendek di antara 10 kisah lainnya yang sangat relate dengan saya. Dan mungkin masing-masing pembaca akan menemukan inspirasi mereka masing-masing pada cerita-cerita lainnya dari buku ini.

Rekomendasi

Tidak seperti novel Paulo yang lain, ketika membaca buku ini, saya merasa si penulis sendiri yang sedang berbagi cerita dengan saya. Tentu dengan gaya bahasa yang santai dan ringan, seperti seorang teman yang menceritakan pengalaman hidupnya. Jadi rasanya tidak bosan meskipun isinya berupa renungan-renungan kehidupan.

Dan karena buku ini merupakan kumpulan cerita pendek, membacanya di saat waktu luang yang sempit pun rasanya cukup untuk memberikan hiburan dan relaksasi sejenak. Beda dengan novel yang bisa membuat pembacanya penasaran dengan kisah selanjutnya. Buku ini mengajak kita untuk menghayati setiap aliran kehidupan yang kita jalani dan mungkin juga salah satu dari ceritanya akan mengingatkan diri kita akan sesuatu?

Who knows...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun