Pergantian personel
Merangkap tugas juga sangat mungkin tidak bisa dihindari ketika ada pergantian personel dalam suatu perusahaan. Misal ada seorang karyawan yang resign, namun belum ada karyawan penggantinya. Bisa jadi rekan kerja lainnya mendapat limpahan rangkap tugas hingga karyawan yang baru datang.
Kondisi force majeure
Siapa yang sangka hampir dua tahun belakangan ini kita menjadi bagian dari sejarah, yakni pandemi Covid-19. Suatu kondisi penyebaran penyakit secara global yang membuat orang-orang yang terinfeksi harus beristirahat total di rumah selama berminggu-minggu, bahkan banyak juga yang meninggal dunia.
Ketika lonjakan kasus harian terjadi beberapa waktu yang lalu, tidak sedikit pekerja yang terjangkit terpaksa harus isolasi mandiri di rumah. Tentu akibatnya operasional perusahaan tidak dapat berjalan maksimal karena kurang personel. Mau tak mau rekan-rekannya yang lain harus mem-back up dengan merangkap tugas rekannya yang tidak bisa bekerja.
Dari tiga kondisi di atas, saya menyimpulkan bahwa rangkap tugas seharusnya bukan sesuatu yang permanen. Bagaimanapun bisnis adalah bisnis.Â
Kompensasi atas setiap beban kerja pastinya sudah dihitung. Jadi jangan mau tenaga dan pikiran kita dieksploitasi perusahaan tanpa kompensasi yang seimbang.
Kerja keras boleh, tapi harus kerja cerdas. Jangan sampai jerih payah yang kita lakukan pada akhirnya membawa kita terbaring di rumah sakit. Meskipun karyawan adalah aset perusahaan, tapi kalau sudah tidak lagi menghasilkan, mereka tinggal mencari penggantinya bukan?
Cherio!