Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Pentingnya Memiliki Work-Life Balance

24 Mei 2021   07:00 Diperbarui: 26 Mei 2021   06:00 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi membawa pekerjaan ke rumah (Sumber: Victoria Heath via unsplash.com)

Jam makan siang pun seringnya dikorupsi. Ibarat kata, mata mereka baru on ketika menjelang sore. Jadi di saat orang lain mulai bersiap pulang, mereka baru sibuk berkoordinasi soal pekerjaan. Tak jarang mereka pun tinggal di kantor sampai lewat jam pulang.

Bagaimanapun pekerjaan akan terus ada. Menunda pekerjaan hanya akan membuatnya menumpuk dan merepotkan kita.

2. Tidak Menentukan Prioritas
Kalau saya bekerja, biasanya saya terlebih dahulu menentukan prioritas pekerjaan. Mana yang harus didahulukan, mana yang bisa dilakukan nanti. 

Yah meskipun pada kenyataannya ada saja pekerjaan yang nyerobot antrean sih. Dengan demikiaan kita bisa melihat mana pekerjaan yang bisa dilakukan secara sekaligus, sehingga kita bisa menghemat waktu.

Bekerja keras boleh, tapi yang penting harus cerdas. Bagi saya mereka yang bekerja tanpa urutan prioritas, biasanya akan tampak sibuk namun tidak produktif. Apalagi jika mereka tidak bisa mendelegasikan pekerjaan ke rekan satu tim. 

Ibarat kata, semua pekerjaan maunya ditangani sendiri, padahal seharusnya ia bisa fokus pada pekerjaan yang betul-betul menjadi tanggung jawab dan prioritasnya.

3. Sulit Berkata "Tidak"
Entah memang karena tidak tegaan atau lebih karena rasa takut, saya akui ada beberapa orang agak kesulitan menolak pekerjaan tambahan. Padahal pekerjaan tersebut tidak termasuk jobdesc-nya. Baik itu pekerjaan dari rekan kerja lain atau dari atasannya. 

Dan akan sangat mengganggu apabila pekerjaan tersebut diberikan saat di luar jam kerja, misal setelah jam pulang kantor atau di hari libur. Biasanya sih, mereka yang sering 'dimintai tolong' ini karena kebetulan memang bisa diandalkan juga.

Ada saat-saatnya kita membantu rekan kerja atau atasan dengan menerima pekerjaan yang mungkin bukan bagian dari jobdesc kita. Namun kita harus berani mengatakan "tidak" jika sekiranya sudah melewati batas.

Baca juga: Nggak Enaknya Jadi Orang yang "Nggak Enakan"

4. Membawa Pekerjaan ke Rumah
Ketika ketiga hal di atas kita lakukan baik secara sadar maupun tidak, pada akhirnya beban kerja kita menjadi overload. Waktu selama 8-10 jam di tempat kerja rasa-rasanya pun tidak cukup lagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun