Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Beti-beti", antara Sombong dan Percaya Diri

1 Desember 2020   16:22 Diperbarui: 2 Desember 2020   04:55 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokumentasi pribadi

Halo Kompasianer semua! Sudah lumayan lama juga saya absen menulis dan menyapa Kompasianer ya. Semoga semuanya tetap sehat dan happy, meskipun pandemi belum tahu kapan berakhir.

Tanpa bermaksud menyombong, masa pandemi seperti sekarang ini adalah masa paling hectic di dunia farmasi. Alhasil saya hampir tidak memiliki waktu luang untuk menulis. Kalaupun ada, otak saya keburu lemot untuk menuangkan ide. Boro-boro menuangkan ide, bahkan idenya saja gak nongol. Pokoknya mentok tok.. Jadi saya gak sepakat juga dengan mereka yang bilang kalau menulis itu mudah.

Tapi lama tidak menulis, rasanya seperti ada yang kurang. Dan ketika mencoba untuk memulai menulis, entah kenapa rasanya kok susah sekali. Baru satu kalimat, saya delete karena kurang cocok. Giliran sudah satu paragraf, tiba-tiba mentok lagi. Saya gak pede dengan tulisan saya. Geregetan lah pokoknya. Apakah ini yang dinamakan writer's block?

Akhirnya saya memilih untuk fokus membaca saja. Begitu ada waktu luang, saya isi dengan membaca, meskipun sedikit. Jadi ingat slogan salah seorang Kompasianer Mbak Listhia, "Kalau tidak membaca, mau menulis apa?"

Nah, ngomong-ngomong soal sombong dan pede, ada yang bilang kalau cinta dan benci itu beda tipis. Lha apa hubungannya? Maksud saya, bukan cuma cinta dan benci aja beda tipis. Sombong dan pede alias percaya diri, rupanya juga beti-beti alias beda tipis.

"Duh, sori ya. Gue gak mau buang-buang waktu ngomong sama dia. Dia bukan Apoteker juga. Gak bakal paham soal issue ini", kata salah seorang rekan sejawat kepada saya. 

Pada saat itu, kami sedang mendiskusikan suatu permasalahan dan saya mengusulkan supaya kami juga berdiskusi dengan rekan yang lain. Tapi rupanya rekan saya itu hanya mau berdiskusi dengan orang yang memiliki latar belakang pendidikan yang sama dengannya.

Yah, saya akui rekan saya ini pintar dan berpengalaman, tapi saya tidak menyangka sikap seperti itu keluar darinya. Saya benar-benar heran, kok bisa-bisanya dia yang sudah menempuh pendidikan setinggi itu, berkomentar sedemikian angkuhnya.

Dan kalau saya ingat-ingat lagi, ada beberapa sikap lainnya yang membuat saya berpikir kalau sombong dan pede itu memang beda tipis, misalnya dalam hal-hal berikut:

Bagaimana Memperlakukan Orang Lain

Orang yang percaya diri, biasanya lebih bersikap fair dalam memperlakukan orang lain. Tanpa pandang bulu, semua dianggap sama. Mau berteman dengan siapa saja, tak peduli serendah atau setinggi apa latar pendidikan dan seberapa banyak pengalaman mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun