Bahkan meski pelaksanaan PKKMB dilakukan secara daring karena kondisi pandemi sekarang ini, sesi ngomelin mahasiswa baru masih saja ada. Jadi sebenarnya, ada gak sih manfaat ngomel-ngomelin mahasiswa baru ini?
Pengalaman Pribadi Saat Diklat Paskibra & OSPEK
Well, jujur alasan saya mau bergabung dalam kelompok paskibra karena saya terpesona dengan kekompakan baris-berbaris saat upacara bendera.Â
Memakai seragam putih-putih, kaus kaki selutut dlengkap dengan sepatu pantofel yang membuat efek langkah kaki berderap keras saat berjalan, pin MPG (Merah Putih Garuda) dan pin garuda di peci, dan pastinya menjadi pusat perhatian seluruh sekolah saat upacara peringatan kemerdekaan, membuat saya tergoda untuk mendaftar.
Namun tak disangka, untuk mencapai pelantikan anggota paskibra sekolah tidak semudah itu Ferguso. Bersama sejumlah teman yang lain, saya mengikuti progam diklat (Pendidikan dan Pelatihan) selama tiga hari dua malam. Dan selama itu pulalah saya dimarahi, dibentak dan disuruh melakukan aktivitas fisik.Â
Pokoknya salah sedikit, dibentak. Dan kalau satu orang membuat kesalahan, yang kena hukuman ya satu angkatan. Tidak sampai semalam, saya langsung menyesali keputusan saya. Tapi herannya, saya bisa bertahan hingga saya resmi dilantik.
Namun nyatanya tidak berhenti sampai disitu saja. Selama satu tahun menjadi angkatan termuda, saya dan teman-teman masih mendapat omelan dan bentakan dari senior. Setiap kali kami melakukan kesalahan sekecil apapun saat upacara bendera, maka saat acara evaluasi kami dihukum fisik plus dibentak-bentak.
Pokoknya aturan senioritas berlaku:
Peraturan nomor 1. Senior selalu benar.
Peraturan nomor 2. Kalau senior salah, lihat peraturan nomor 1.
Hedeuuhhhh!!
Saya berkali-kali ingin keluar, namun saya tidak sampai hati melihat teman-teman saya karena saya tahu, setiap ada anggota yang keluar, mereka yang tinggal lah yang mendapat hukuman.Â