Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

6 Keuntungan yang Perlu Kamu Ketahui jika Kamu Tidak Terlalu Akrab dengan Rekan Kerja

24 Februari 2020   13:37 Diperbarui: 28 Februari 2020   18:59 1829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: entrepreneur.com

Beberapa orang mungkin menganggap bahwa memilih untuk tidak terlalu akrab dengan rekan kerja, membuat kita terkesan sombong karena tidak mau bergaul atau bahkan dianggap anti sosial. Tapi kalau dipikir-pikir, ada untungnya juga kalau kita tidak terlalu akrab dengan rekan sekantor. Misalnya:

1. Terhindar dari konflik
Seakrab-akrabnya kita dengan rekan kerja, tidak menutup kemungkinan suatu waktu kita terlibat konflik. Entah karena masalah sepele atau masalah besar. 

Saat kita terlibat konflik dengan rekan yang sudah akrab itulah, suasana akan berubah menjadi perang dingin. Terutama jika masing-masing tidak ada yang mau rendah hati dan berlapang dada untuk mendekati lebih dulu.

Meski sudah berusaha bersikap profesional sekalipun, ketika berkaitan dengan urusan kerja, tetap saja suasananya menjadi tidak nyaman. Kata orang sih, kaku kayak kanebo kering.

Saat kita tidak terlalu akrab dengan rekan kerja, kemungkinan kita terlibat konflik akan kecil dan kita akan lebih mudah untuk bersikap profesional karena tidak ada perasaan/emosi yang ikut terlibat.

2. Tidak terlalu akrab akan membuat kita lebih bijak menghadapi sikap rekan kerja
Saya tahu bahwa saat berurusan dengan pekerjaan, kita harus bersikap profesional (memisahkan urusan pribadi dan urusan kerja). Tapi boleh percaya boleh tidak, jika kita tidak terlalu akrab dengan rekan kerja, kita juga akan lebih objektif dalam menghadapi rekan kerja, terutama saat terjadi konflik.

3. Waktu luang adalah milikmu & tidak perlu mengorbankan waktu untuk melakukan hal yang tidak disukai
Jujur saya bukan tipe orang yang senang kelayapan setelah jam kerja. Saya lebih memilih pulang untuk beristirahat supaya besoknya saya bisa kembali fit, kecuali memang acara tersebut adalah acara khusus. Atau ada acara reuni dengan teman-teman lama yang bukan rekan kerja.

Bagi para pekerja yang punya jam kerja tetap (9 to 5), tentunya waktu luang yang dimiliki jadi terbatas, yakni pada jam pulang kantor atau weekend. 

Saat kita memiliki relasi akrab dengan sekelompok rekan kerja, biasanya akan ada waktu tertentu untuk kumpul-kumpul setelah jam kerja. Terkadang ada kalanya kita tidak ingin ikut namun merasa tidak enak karena khawatir dengan anggapan 'tidak setia kawan'.

Saat kita memiliki relasi yang tidak terlalu akrab, kita bisa dengan leluasa untuk menggunakan waktu luang sesuka hati tanpa harus merasa tidak enak.

4. Privasi lebih terjaga
Tanpa bermaksud ngomongin orang, dulu saya pernah punya rekan kerja dengan level kepo (knowing every particular object) yang luar biasa. Alias terlalu ingin tahu soal kehidupan pribadi rekannya yang lain. Mulai dari urusan pasangan hidup, keluarga, anak, bahkan sampai ingin tahu kondisi keuangan keluarga dan masalah pribadi lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun