Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Dextromethorphan, Obat Batuk yang Sering Disalahgunakan untuk Timbulkan Efek Halusinasi

18 Januari 2019   09:00 Diperbarui: 23 April 2021   17:53 13585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi obat batuk Dextromethorphan (Sumber: mediskus.com)

Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan BPOM ini akan dikenai sanksi administratif berupa:

1. Peringatan

2. Peringatan Keras

3. Penghentian sementara kegiatan

4. Pembatalan persetujuan izin edar

5. Rekomendasi pencabutan pengakuan PBF (Pedagang Besar Farmasi) cabang, dan/atau

6. Rekomendasi pencabutan izin.

Pada tahun 2013 lalu, BPOM pernah menarik dan melarang peredaran seluruh obat jadi yang mengandung DMP sebagai komposisi tunggal akibat penggunaannya yang sering disalahgunakan oleh remaja. Saat itu ada sekitar 170an produk dari berbagai produsen yang ditarik dari seluruh Indonesia dalam rentang tahun 2013-2014.

Oleh sebab itu kini tidak ada lagi sediaan DMP tunggal dan biasanya DMP sebagai obat batuk akan disertai komposisi aktif lainnya seperti Guaifenesin (ekpektoran untuk pembersihan mukus/lendir) dan Chlorpeniramine Maleat/CTM (sebagai anti-alergi). 

Dengan demikian, produk dengan komposisi tersebut memiliki tanda lingkaran biru pada kemasannya yang berarti Obat Bebas Terbatas, yakni obat keras yang dapat dibeli tanpa resep dokter.

Jadi meski dapat dibeli secara bebas, penggunaan dan pendistribusiannya tetap perlu diawasi. Farmasis wajib mencurigai pembelian obat yang mengandung DMP dalam jumlah berlebihan, frekuensi penyerahan obat yang berlebih pada pasien yang sama, atau tidak sesuai indikasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun