Mohon tunggu...
Lyfe

Macet di Jalan? Sedia Minum dan Biskuit di Saku untuk Berbuka

31 Mei 2018   11:22 Diperbarui: 31 Mei 2018   11:31 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Biskuit kemasan rencengan merupakan biskuit yang paling cocok dibawa di saku, terutama bagi kalian yang bepergian dengan menggunakan kendaraan roda dua seperti sepeda motor. Biskuit Kokola sendiri paling banyak digemari masyarakat yang memiliki aktivitas tinggi sebagai bekal perjalanan dikarenakan memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan makanan jenis lain.

Bekerja serta beraktivitas disaat bulan Ramadhan memang tetap harus di jalani, belum lagi ditambah macet di jalanan saat jam berangkat kerja atau saat pulang kerja. Macet & padatnya kondisi lalu lintas di jalan raya sering menuntut kita untuk berbuka puasa di tengah jalan yang macet dan padat.

Terjebak kemacetan di tengah jalan dan bertepatan dengan waktu berbuka puasa sudah tentu menjadi jadwal sehari-hari bagi mereka yang bekerja di kota-kota besar. Jika sudah terjebak ditengah jalan karena macet, maka sudah pasti bakal kesusahan untuk mencari minuman ataupun makanan untuk berbuka puasa.

Biskuit Renceng di Saku

Susahnya berbuka puasa di tempat umum ini sebenarnya bukan menjadi kendala untuk kita tidak berbuka puasa ditengah kemacetan. Solusinya yaitu dengan membawa air mineral serta siapkan sebungkus makanan kemasan seperti biskuit di saku kalian. 

Beberapa kelebihan biskuit diantaranya yaitu; tidak mengandung remah basah yang dapat mengotori baju dan pakaian, biskuit umumnya tidak berminyak sehingga mudah dibawa dimana saja, biskuit memiliki kandungan vitamin dan karbohidrat yang mampu memenuhi asupan makanan. Secara garis besar, kandungan nutrisi dalam biskuit diantaranya yaitu memiliki kandungan karbohidrat, lemak, natrium, dan kalium. Biskuit juga mengandung vitamin A, kalsium, vitamin D, serta vitamin B12, vitamin C, zat besi, vitamin B6, dan Magnesium.

Pada abad ke-18, biskuit dulunya banyak di konsumsi oleh para pelaut yang sedang berlayar mengarungi luasnya samudera. Hal ini dikarenakan biskuit dianggap sebagai bekal makanan yang paling cocok saat itu dikarenakan tidak mudah busuk, mudah dibawa, serta megandung karbohidrat yang bisa melepas rasa lapar saat perjalanan.

Sedangkan dimasa saat ini, sudah banyak masyarakat yang sadar akan kehalalan suatu produk biskuit. Pada tahun 2016 lalu saja, peningkatan permintaan untuk produk berlabel halal hingga menembus angka 10,8%. Bahkan makanan dan minuman kemasan yang akan di ekspor keluar negeri saat ini wajib mencantumkan label halal pada kemasannya.

Biskuit Ludes Awal Ramadhan, Kokola Jadi Produk Terlaris

Layaknya Ramadhan tahun-tahun sebelumnya, terjadi peningkatan signifikan terhadap produk-produk kemasan baik di level modern market hingga pasar tradisional. Mulai dari awal Ramadhan hingga menjelang Lebaran nanti peningkatan akan produk-produk kemasan tersebut akan terus berlangsung. Produk seperti minuman dan makanan kecil biasanya menjadi produk-produk terlaris diserbu para konsumen. Hal ini disebabkan saat Ramadhan tiba, kebiasaan masyarakat Indonesia lebih suka camilan kecil di dampingi minuman manis yang segar sehingga menjadikan konsumsi terlaris.

Kisaran peningkatan produk kemasan terlaris selama ramadhan sekitar 40 hingga 50 persen. Belum lagi mendekati hari raya Idul Fitri dari tahun ke tahun selalu mengalami lonjakan luar biasa untuk minuman & makanan kemasan ini.

Minggu awal Ramadhan saja sudah tercatat ada beberapa produk terlaris yang mampu meraup keuntungan penjualan sampai ratusan persen dibanding dengan hari-hari biasanya. Sebut saja produk terlaris biskuit Kokola, dimana pada minggu pertama ramadhan menjadi yang terlaris dan mengalami peningkatan drastis. Dengan kenaikan diantara seratus hingga seratus lima puluh persen, biskuit produksi PT. MGFI & UNIMOS (Kokola Group) tersebut sudah ludes terjual di seluruh minimarket.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun