Mohon tunggu...
Irma triwahyuni
Irma triwahyuni Mohon Tunggu... Mahasiswa

dum spiro, spero

Selanjutnya

Tutup

Seni

Lebih dari Sekedar Hadiah, Ini Tren dan Arti di Balik Buket Bunga Kekinian

2 Juli 2025   20:30 Diperbarui: 2 Juli 2025   20:29 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buket Frame Foto (Pinterest)
Buket Frame Foto (Pinterest)

Buket dan Bahasa Cinta: Kenapa Ini Penting?

Tiap orang punya cara berbeda untuk menunjukkan rasa sayang. Dalam teori "5 Bahasa Cinta" (The 5 Love Languages oleh Gary Chapman), salah satunya adalah "pemberian hadiah." Nah, buket bunga bisa jadi bentuk cinta yang simpel tapi dalam, apalagi jika diberikan di momen yang tak terduga.

Coba bayangkan:

  • Dikirimi buket saat kamu sedang bad mood.
  • Mendapat buket sebagai kejutan ulang tahun dari anak.
  • Buket kecil dari pasangan tanpa alasan.

Hal-hal kecil seperti ini bisa mempererat hubungan dan menciptakan memori yang indah.

Kenapa Buket Bunga Masih Relevan di Era Digital?

Meski sekarang semuanya serba digital dan instan, sentuhan personal tetap tidak tergantikan. Buket bunga memberi kehangatan yang nggak bisa dirasakan lewat chat atau emoji. Ia punya bentuk, aroma, dan warna yang bisa dinikmati secara langsung.

Apalagi, saat ini florist online semakin menjamur. Kamu bisa pilih model buket, warna, dan pesan secara custom lewat ponsel. Nggak harus repot keluar rumah, tapi hasilnya tetap spesial.

Tips Memilih Buket Sesuai Kepribadian Penerima

  • Untuk yang romantis, pilih mawar merah atau bunga beraroma lembut.
  • Yang minimalis, cocok dengan buket simpel warna netral.
  • Si ceria dan ekspresif suka buket warna-warni yang meriah.
  • Gaya tradisional, pas dengan bunga lokal dan sentuhan batik.
  • Sementara yang modern dan elegan, bakal suka bunga kering bernuansa gold atau putih.

Memilih buket sesuai karakter akan bikin hadiahmu lebih berkesan dan personal.

Buket Bukan Sekadar Hadiah, Tapi Karya Seni

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun