Dan kau, nak ... karena kamu laki-laki, tenang saja dengan jodoh, sebab lelaki di usia berapapun, masih laku-laku aja tuh. Jadi orang kaya saja, supaya bisa menyiapkan mahar yang mahal.
Sungguh sangat miris, sebab semua asumsi tidak berbasis penelitian empiris.
Mengapa tidak mengatakan pada anak lelaki dan perempuanmu,
"Jadilah manusia yang bermanfaat bagi sesama, nak. Usia berapapun kamu menikah nanti, jangan lupa untuk terus belajar. Terutama belajar menghargai setiap orang."
Dan jika Anda sudah jadi orangtua, yakinkan mereka bahwa kebahagiaan Anda tidak diukur dari kecepatan mereka membuat panitia menancapkan janur kuning atau kesigapan memberi cucu. Agar kelak, mereka bisa tenang menjalani hidup tanpa harus dikejar-kejar pertanyaan 'kapan menikah'.
Â