Mohon tunggu...
Irma Susanti Irsyadi
Irma Susanti Irsyadi Mohon Tunggu... -

hanya seorang pecinta kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perempuan dalam Pernikahan

13 Januari 2018   23:42 Diperbarui: 14 Januari 2018   01:19 869
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
picture is taken from https://www.crosswalk.com/family/marriage)

"Ya ... mungkin usia 26 tahun ..."

"Yakin sudah ada yang langsung mau? Ga mudah loh mbak, menuju pernikahan itu butuh proses. Kalau nanti ga ada yang mau, bagaimana? Malah orangtua Mbak ga bahagia ..."

Begitu seterusnya Budi mendesak Wati untuk memikirkan pernikahan, meskipun Wati sudah mengelak dengan mengatakan ia ingin bersekolah sampai ke jenjang tinggi terlebih dahulu.

"Mbak, kalau sudah di atas tigapuluh tahun, laki-laki bukannya tidak mau. Tapi berpikir masalah keturunan. Menurut medis, semakin bertambah usia, semakin mengecil kemungkinan punya anak. Memang semua takdir Allah, tapi laki-laki berusaha agar punya keturunan ..."

Budi terus memaparkan alasan demi alasan saat Wati terus menerus mengelak dan mengatakan tidak masalah jika ia harus menikah di usia 30-an.

Percakapan di atas saya sarikan dari status seseorang di media sosial Facebook, yang dibagikan oleh salah seorang teman.

Kening saya berkerut.

That doesn't sound right.

Ini mengingatkan saya pada seseorang yang saya kenal. Ia perempuan yang belum juga menikah hingga usia akhir 30-an. Pun begitu, tak pernah saya melihatnya galau, atau tiba-tiba menuliskan postingan dengan kata-kata macam, "ku ingin kamu di penantianku yang tak berujung ini".

Sungguh, setiap kali saya membaca postingan merindu macam itu, benak saya melayang ke video klip musik tahun 80-an dengan latar belakang pantai dan hembusan angina, kamera menampilkan wajah si penyanyi yang sendu dengan lagu mendayu-dayu.

Si teman saya ini sangat santai menjalani hidupnya. Orangtuanya pun begitu. Tidak pernah saya dengarnya minder, karena di usianya yang sudah menjelang 40 ia mesti bersaing dengan dedek-dedek emeush yang tidak hanya lebih junior tapi juga lebih memiliki manuver menukik tajam dalam hal pencarian jodoh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun