Mohon tunggu...
Irma SiarTambunan
Irma SiarTambunan Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati pangan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang yg peduli ketahanan pangan

Selanjutnya

Tutup

Money

Ngopi yang Baik dan Benar

24 April 2019   18:53 Diperbarui: 24 April 2019   19:33 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petani kopi (jabarekspres.com)

Minum kopi di kala hujan adalah kenikmatan yang tiada tara. Meski kenikmatan itu hanya bisa dirasakan  oleh konsumennya. Karena bagi petani kopi, hujan yang berlangsung beberapa waktu belakangan ini telah merusak hasil panen tanaman mereka.

Contohnya di Kabupaten Kepahiang, Bengkulu yang saat ini sudah memasuki musim panen kopi. Akibat cuaca yang tak menentu menyebabkan hasil panen petani kopi berkurang. Rendahnya produksi kopi ini diperparah dengan harga kopi yang ikut anjlok.

Bila hasil panen kopi para petani dihargai biasanya Rp 20.000 -- Rp 22.000 per kilogram, kini harganya hanya di kisaran Rp 17.000 per kg. Hujan yang turun terus, lalu tiba-tiba panas, juga ikut mengurangi produktivitas lahan. Biasanya sehektar kebun kopi bisa menghasilkan setidaknya satu ton. Tapi saat ini hasilnya hanya 500 -- 700 kg.

Kau enak ya (meme edit pribadi)
Kau enak ya (meme edit pribadi)
Sumber

Kondisi tadi menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Karena sebetulnya produktivitas kopi nasional masih berpotensi untuk terus ditingkatkan. Salah satunya adalah dengan cara memperbaiki metode budidaya petani.

Menurut Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) 90 persen dari pohon kopi di Indonesia sudah menggunakan tanaman klon yang unggul. Adapun yang dimaksud dengan tanaman klon yang unggul adalah tanaman yang dibuat dari dua induk untuk menghasilkan tanaman yang unggul. Penggunaan tanaman klon unggul akan meningkatkan potensi produktivitas kopi Indonesia. Diperkirakan klon unggul itu mampu meningkatkan produktivitas hingga maksimal 2 ton per hektare.

Budi daya kopi yang baik dapat merujuk kepada Good Agricultural Practice (GAP) dari Puslitkoka ataupun lembaga nasional dan lembaga internasional. Contoh budaya GAP yang baik adalah melakukan pemangkasan, pemupukan, penyiangan secara rutin dan juga memberikan pohon pelindung. Metode budidaya yang efektif dan efisien perlu terus digalakkan.

Meskipun terlihat sederhana, pada kenyataan di lapangannya banyak petani yang tidak dapat menjalankannya. Hal ini karena adanya ketidaktahuan petani ataupun ketidakmampuan petani untuk menjalankan praktik yang baik. Meski kemampuan finansial ataupun faktor alam juga dapat menjadi penghambat.

Berangkat dari masalah tadi, harusnya hambatan budi daya kopi di Indonesia bisa diatasi dengan penyuluhan kepada petani Kopi di Indonesia. Sementara itu dari data Kementerian Pertanian (Kementan) tahun 2018, jumlah petani kopi di Indonesia diperkirakan mencapai angka 1,8 juta kartu keluarga.

Dari jumlah itu, sekitar 96 persennya merupakan petani perkebunan rakyat. Banyaknya jumlah petani menghambat adanya penyuluhan secara sekaligus.

Penyuluhan harus dilakukan secara perlahan dan menyeluruh atau pemerintah dapat membentuk komunitas petani di tiap wilayah agar para petani dapat bertukar informasi tentang bagaimana proses budidaya kopi yang baik dapat berjalan. Dengan adanya sebuah forum untuk bertukar informasi, diharapkan terjadi peningkatan transfer pengetahuan dan pengalaman antar petani, sehingga mereka dapat meningkatkan produktivitasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun