Mohon tunggu...
Irma SiarTambunan
Irma SiarTambunan Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati pangan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang yg peduli ketahanan pangan

Selanjutnya

Tutup

Money

Petani Kuat, Pangan Berdaulat

22 April 2019   19:13 Diperbarui: 22 April 2019   19:28 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiket utama menuju kedaulatan pangan di Indonesia adalah membuat petani sejahtera. Itu bisa dilakukan dengan pemahaman bahwa petani diberi hak yang luas untuk mengelola lahan dan kesejahteraan petani jadi fokus utama program kedaulatan pangan. 

Untuk mencapai kondisi ideal seperti itu, pemerintah harus fokus membuka lahan pertanian dan melindungi harga jual produk petani. 

Karena kedaulatan pangan adalah bagaimana petani kembali sejahtera dengan memiliki lahan berproduksi dan dilindungi dari sistem perdagangan yang tidak adil. 

Contoh yang bisa kita temukan dalam 25 tahun terakhir adalah lahan pertanian dikelola petani kecil yang menghidupi sekitar 100 juta orang hanya bertambah 2,96 persen sementara lahan perkebunan yang dikelola sedikit orang malah meningkat 144 persen.

Artinya ada ketimpangan distribusi sumber daya produksi dan kondisinya harus dibalik.

Keadaan saat ini belum sesuai dengan program besar tentang kedaulatan pangan karena masih banyak dikelola perusahaan besar. Penambahan lahan dan subsidi petani dan menjadi salah satu cara mempercepat kedaulatan pangan daripada membangun "food estate" besar-besaran yang hanya dimiliki sejumlah pengusaha.

Petani kuat (meme edit pribadi)
Petani kuat (meme edit pribadi)
Apalagi dalam tiga bulan terakhir juga terjadi penurunan nilai tukar petani (NTP) yang berarti kesejahteraan petani juga menurun. Sebagai informasi, NTP adalah angka perbandingan antar Indeks Harga yang Diterima Petani (IT), dengan Indeks Harga yang Dibayar Petani (IB) dan dinyatakan dalam persentase. Bila angka NTP lebih besar dari 100, maka kondisi petani sedang mengalami surplus. Sedangkan bila kurang dari 100 artinya petani mengalami defisit.

Salah satu kegunaan NTP adalah untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani. Semakin besar surplusnya, maka kesejahteraan petani juga meningkat. Sayangnya, gabungan secara keseluruhan NTP periode Februari yang telah dibacakan oleh BPS turun sebesar 0,37% dibanding bulan sebelumnya. Ini mengindikasikan terjadi penurunan tingkat kesejahteraan pada petani.

Pada bulan berikutnya, yakni Maret 2019, NTP kembali turun. Data yang dilansir BPS awal April kemarin menyatakan bahwa NTP turun sebesar 0,21 persen menjadi 102,73 pada Maret 2019 jika dibandingkan dengan Februari.

Penurunan ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian yang lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan pada indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi petani. 

Sumber

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun