Pendahuluan
Industri makanan cepat saji semakin menjadi primadona di kalangan masyarakat Indonesia. Gaya hidup serba cepat, keinginan akan kepraktisan, dan kebutuhan akan makanan yang enak dengan harga terjangkau menjadi faktor utama yang mendorong pertumbuhan sektor ini. Di tengah pesatnya perkembangan tersebut, UMKM kuliner dituntut untuk tidak hanya kreatif dalam menciptakan menu, tetapi juga profesional dalam pengelolaan operasional. Salah satu contoh UMKM yang telah berhasil menjawab tantangan tersebut adalah Tsuka Ramen Dramaga.
Tsuka Ramen merupakan UMKM yang menyajikan hidangan ramen khas Jepang yang halal dan terjangkau. Dengan segmentasi pasar yang jelas, yaitu anak muda, mahasiswa, dan keluarga muda, Tsuka Ramen mampu memosisikan diri sebagai pelopor ramen halal di kawasan Dramaga, Bogor. Melalui pendekatan manajemen produksi dan operasi yang efektif, Tsuka Ramen menunjukkan bahwa UMKM juga bisa berdaya saing tinggi. Artikel ini bertujuan untuk membahas bagaimana strategi operasional diterapkan di Tsuka Ramen, tantangan yang dihadapi, serta peluang dan rekomendasi pengembangan ke depannya.
Profil UMKM: Tsuka Ramen Dramaga
Didirikan pada akhir tahun 2023, Tsuka Ramen berada di bawah naungan Legit Group. Usaha ini menghadirkan ramen khas Jepang yang disesuaikan dengan selera lokal serta nilai-nilai kehalalan yang dijunjung tinggi. Dengan slogan “No Pork, No Lard, No Mirin – Jagoan Ramen”, Tsuka Ramen hadir sebagai solusi bagi konsumen Muslim yang ingin menikmati ramen otentik dengan jaminan kehalalan.
Menu yang ditawarkan bervariasi, mulai dari ramen kuah seperti Original Tsuka Ramen dan Red Ninja Ramen, hingga ramen kering seperti Spicy Dry Ramen. Tidak hanya itu, Tsuka Ramen juga menyajikan berbagai side dish dan minuman khas Jepang. Dengan harga mulai dari Rp14.000, Tsuka Ramen mampu menjangkau berbagai lapisan masyarakat, khususnya mahasiswa di sekitar Dramaga.
Penerapan Manajemen Produksi dan Operasi
Dalam menjalankan kegiatan operasional harian, Tsuka Ramen menerapkan sistem kerja yang disebut Line Work. Setiap harinya terdapat tiga shift kerja yang masing-masing melibatkan enam orang kru. Sistem ini memungkinkan pembagian tugas secara spesifik dan efisien, karena setiap kru memiliki tanggung jawab yang jelas dalam proses produksi.
Proses produksi dimulai dari penerimaan bahan baku yang dikirim langsung dari gudang pusat dalam kondisi beku. Bahan tersebut kemudian melalui proses pencairan atau thawing selama 12 hingga 24 jam. Setelah bahan siap, proses memasak dan penyajian dilakukan dalam waktu 1 hingga 2 jam, tergantung dari jenis menu. Seluruh proses ini dilakukan dengan standar kerja cepat tanpa mengesampingkan kualitas rasa.
Untuk mendukung kelancaran operasional, Tsuka Ramen menggunakan sistem pencatatan stok campuran antara manual dan digital. Pencatatan awal dilakukan secara manual, kemudian data tersebut dimasukkan ke dalam spreadsheet dan disimpan secara online melalui Google Drive. Seluruh tim memiliki akses terhadap data tersebut sehingga proses koordinasi dan pengambilan keputusan dapat berlangsung cepat dan efisien.
Tantangan dalam Produksi dan Operasi