Saya juga tidak suka dengan kondisi cafe yang ramai dan padat namun, saat pandemi berlangsung saya merindukannya.Â
Adanya pandemi ini mengajari saya untuk bersyukur dalam banyak hal. Bersyukur karena masih bisa makan, masih bisa membeli skincare. Saya juga bersyukur karena diberikan banyak waktu luang sehingga bisa menulis.Â
3. Memiliki banyak waktu luang bersama keluarga.Â
Memiliki banyak waktu luang bersama keluarga adalah hal yang paling saya syukuri dari pandemi. Dulu sebelum pandemi kami hanya memiliki waktu berkumpul hari Minggu saja. Terkadang di hari Minggu juga terpaksa bekerja sehingga saya kehilangan momen tersebut.Â
Saat bulan ramadhan juga saya biasanya disibukkan dengan aktivitas berbuka puasa di luar. Sisi positif dari pandemi di bulan ramadhan adalah saya memiliki banyak waktu luang untuk berbuka bersama keluarga.Â
4. Melatih sifat tidak mudah menyerah.Â
Kondisi yang sulit ini melatih mental kita untuk tidak menyerah. Badai pasti berlalu karena hidup hanya soal senang dan sedih. Meskipun begitu tentu setiap dari kita berharap pandemi ini segera berakhir.Â
Setiap dari kita tentu bertanya kapan pandemi ini akan berakhir? Faktanya tak ada jawaban yang pasti mengenai kapan pandemi akan berakhir. Tentu ikhtiar vaksinasi dan tetap patuhi protokol kesehatan adalah hal yang harus dilakukan saat ini.Â
Jika memang memutuskan untuk tidak ingin divaksin maka lebih baik diam daripada menyebarkan berita hoaks dan memprovokasi orang untuk tidak divaksin. Sampai kapan kita ingin terbelenggu dengan pandemi kala negara lain di dunia sudah melepas masker? Mari berjuang rebut kembali dunia kita dari corona. Lawan corona dengan vaksinasi dan patuhi protokol kesehatan.Â