Mohon tunggu...
Irhamna  Mjamil
Irhamna Mjamil Mohon Tunggu... Apoteker - A learner

Pharmacist | Skincare Enthusiast | Writer Saya bisa dihubungi melalui email : irhamnamjamil@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Benarkah di Masa Depan Milenial Muda Tak Mampu Membeli Rumah?

13 Juni 2021   10:05 Diperbarui: 15 Juni 2021   17:55 1161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Generasi milenial, segment sasaran terbesar pengembang perumahan (SHUTTERSSTOCK/RUSTLE)

Jika saya melihat paman dan ayah saya yang duduk di warung kopi, kebanyakan hanya menghabiskan uang Rp 20.000 rupiah. Kebanyakan warung kopi yang dipilih adalah warung kopi sederhana.

Hadirnya e-commerce yang memudahkan untuk berbelanja secara online menambah sulitnya para milenial muda mengatur keuangan. 

Kebanyakan para milenial muda mudah sekali tergoda dengan barang yang ada di internet, adanya media sosial juga menambah masalah baru. 

Tentu banyak para kaum muda yang tidak ingin mengupload fotonya di media sosial dengan baju atau outfit yang sama. 

Lantas apa benar di masa depan milenial muda akan sulit untuk memiliki rumah? 

Ilustrasi nongkrong | Foto oleh cottonbro dari Pexels
Ilustrasi nongkrong | Foto oleh cottonbro dari Pexels
Jika dilihat dari gaya hidup banyak milenial saat ini dan harga rumah yang semakin naik maka ada peluang besar banyak anak muda yang tak sanggup membeli rumah di masa depan. Tentu saja perubahan gaya hidup dan mulai menabung jangka panjang adalah kunci untuk bisa membeli rumah. 

Ada beberapa cara agar banyak anak muda mampu membeli rumah. Pertama, perubahan gaya hidup. Kebanyakan kaum muda senang sekali dengan hiburan, traveling, dan juga mencoba kopi atau minuma kekinian. Sah-sah saja sebenarnya jika suka ketiga hal di atas, namun harus diiringi dengan pengaturan keuangan yang baik.

Ada banyak yang bisa traveling, namun mengesampingkan dana darurat. Ada juga yang hobi minum kopi mahal, namun harus mengutang ke banyak orang. Gaya hidup tersebut bisa dikurangi dengan misalnya hanya membeli minuman kekinian seminggu sekali. Sehingga, keuangan tetap terjaga. 

Kedua, terapkan tujuan dan menabung jangka panjang. Jika ingin memiliki rumah maka menabung jangka panjang adalah kuncinya.

Bagi saya ketika saya ingin mencapai sesuatu maka saya akan membagi alokasi keuangan 60:40. 60 mencakup biaya untuk hidup sehari-hari. 40 adalah dana yang diperuntukkan untuk tabungan. Biasanya jika kita memiliki tujuan menabung akan lebih mudah untuk menahan membeli barang yang bukan kebutuhan. 

Ketiga, cari penghasilan tambahan. Kesulitan banyak kaum muda untuk membeli rumah adalah harga rumah yang semakin tinggi namun, tidak sebanding dengan jumlah gaji yang diterima. Sehingga, mereka sulit berhemat. Menurut saya, jika penghasilan yang saya peroleh tidak cukup maka saya akan memilih untuk mencari penghasilan tambahan dibandingkan berhemat secara ekstrem. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun