Mohon tunggu...
Irhamna  Mjamil
Irhamna Mjamil Mohon Tunggu... Apoteker - A learner

Pharmacist | Skincare Enthusiast | Writer Saya bisa dihubungi melalui email : irhamnamjamil@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Privilege, Jebakan atau Keberuntungan?

18 September 2020   21:50 Diperbarui: 18 September 2020   21:55 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Privilege dikutip dari Cambridge Dictionary adalah keuntungan yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang karena posisi yang dimiliki atau kekayaan yang dimilikinya. Banyak orang menganggap privilege adalah segala-galanya, hanya orang-orang yang kaya atau berasal dari keturunan yang kaya yang akan sukses.Kasus Maudy Ayunda bisa menjadi contoh privilege yang nyata bagi sebagian orang. Maudy dicap mampu lulus di dua kampus ternama dunia karena privilege yang ia miliki. Ia dicap mampu karena bersekolah di sekolah internasional yang secara tidak langsung menyiratkan keluarga kaya raya. Memang orang-orang dengan label tersebut akan berpeluang lebih mudah menggapai kesuksesan dibandingkan yang berasal dari keluarga biasa aja. Namun, privilege bukan alasan untuk menyerah bukan?

Berbanding terbalik dengan kasus Maudy Ayunda, Reyhanrd Sinaga adalah bukti nyata privilege juga bisa menjadi jebakan. Alih-alih membanggakan bangsa Indonesia Reyhanrd malah mencoreng nama baik Indonesia di mata dunia. Padahal Reyhanrd berasal dari keluarga kaya raya dan terpandang. Privilege bisa menjadi jebakan jika terlena dengan keuntungannya.

Apakah tidak ada privilege tidak akan bisa sukses? Tentu saja bisa. Chairul Tanjung adalah bukti nyata bahwa orang yang miskin dan bukan dari keluarga terpandang bisa membangun privilege sendiri.

Keluar dari zona nyaman adalah hal yang harus dilakukan jika ingin memiliki kokesuksesan seperti cara orang kaya berpikir. Zona nyaman sangat membahayakan bagi orang yang ingin sukses. Kebanyakan orang yang menyalahkan privilege yang dimiliki orang lain adalah orang yang cenderung tidak ingin keluar dari zona nyamannya. Ingin berbisnis dan tidak memiliki modal lalu iri dengan orang kaya yang sukses berbisnis dengan alih-alih sudah ada modal. Padahal belum tentu orang kaya tersebut memiliki modal awal untuk bisnis. Orang yang keluar dari zona nyaman cenderung menyelesaikan masalah daripada membandingkan hidupnya dengan yang lain.Seperti sebuah pepatah orang yang kecil hanya akan membicarakan hidup orang lain sementara orang yang besar akan membicarakan ide. Terlahir dengan privilege ataupun tidak bukanlah pilihan yang bisa dipilih. Orang-orang yang cenderung memiliki privilege biasanya lebih tertekan dibandingkan yang tidak. Dikarenakan "mereka" harus hidup dalam ekspektasi orang lain. Jadi ada atau tidak ada keistimewaan bukan halangan untuk mengejar impian. Cheers semangat !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun