Mau ngomongin hidup nggak ada habisnya, ada saja problem yang di sebabkan dari faktor eksternal maupun internal. Sesulit-sulitnya hidup pasti ada jalan keluarnya, tinggal bagaimana cara menyikapinya.
Mumpung hari ini spesial aku ingin bercerita sedikit rada panjang. Di tanggal 16 januari 2018 aku ingin berbagi cerita kebahagiaanku, singkatnya begini. Hari ini umurku semakin menua, kalau aku ingat tanggal ini aku merasa ada ketakutan yang mengusik malamku, gelisahpun menyelimuti, efeknya tidurpun tak nyenyak. Nyenyak sih, tapi lepas pagi baru bisa memejamkan mata. Insomnia atau insomnia buatan, kurang tau. Yah, sebut saja itulah biar rada kelihatan keren sedikit.
Tanggal 16 di tahun ini lebih spesial di banding tanggal 16 di tahun yang lalu. Sebelum tahun 2018 aku menganggap tanggal 16 januari hanya hari biasa, walaupun ini tanggal lahirku tapi aku tak menghiraukannya. Malah kadang aku lupa. Nah, apasih yang membuat spesial di tahun ini?
Empat tahun yang lalu, aku pernah jatuh dari tebing setinggi gunung bromo. Hancur lebur menjadi arang. Lebay, banget bahasanya. Gini, empat tahun yang lalu, tuhan memberikan waktu untukku mencari mana wanita yang terbaik yang sesuai dengan kriteria fiqh Imam syafi'i menyesuaikan hadits nabi Muhammad. Namun, waktu itu hatiku masih di gulung galau di gulung kebencian, anggapanku hanya dia satu-satunya wanita di dunia ini.Â
Tapi apalah dayaku kalau tuhan memberikan takdir lain, dan kesadaran ini baru terasa setelah aku mengenal santriwati darul uchuwah. Tidak diragukan lagi soal keilmuan agamanya. Sopan santunnya berbeda jauh dengan wanita luar pesantren. Dia juga yang mampu menjinakkan ku dari kepelitan hidup yang mengganggu syaraf otakku.
Sykur alhamdulillah, jalanku kini semakin membaik allah memang benar-benar menyembunyikn takdir yang Indah. Kepada kedua orangtuanya terimakasih sudah berencana melahirkan lina yulianti. Â Aku Cinta anakmu pak, bu. Dia bisa merubah keadaanku sekarang, aku jauh lebih bisa berpikir, bisa menelaah perbedaan. Kini, aku merasa lebih dewasa.
Terimakasih buat mu lina yulianti, e-mailmu lebih dari perhiasan jika dihitung. Kini, aku merasa bahagia, bangga mengenalmu. Hari ini, kamu menjadi kado terindahku yang spesial di berikan allah, khusus.
Untuk kedua orangtuaku, kini anakmu sudah dewasa. Anakmu bukan yang dulu, menangis minta di belikan mobil-mobilan. Â Permintaanku sekarang sederhana, do'akan bisa cepat wisuda lekas mendapat kerja, dan yang paling serius do'akan dan restui aku dengan lina yulianti. Maafkan aku yang terlalu merepotkan bapak ibu selama ini.
Anakmu yang kini sudah umur 22 tahun.