Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kalulu-Duarte Main Bagus, Masih Perlukah Milan Membeli Bek Baru?

12 Desember 2020   06:21 Diperbarui: 12 Desember 2020   06:37 812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pierre Kalulu, bek 20 tahun yang menjalani debutnya di laga terakhir babak grup Liga Europa. Kalulu bermain solid dan berhasil membantu Milan menang 1-0 atas Sparta Praha. | foto: acmilan.com

AC Milan berhasil mengakhiri babak grup Liga Europa 2020/2021 dengan kemenangan manis atas tuan rumah Sparta Praha. Melawat ke kandang Sparta Praha di Stadion Generali Arena, Jumat (11/12) dini hari, Milan memperlihatkan beberapa hal menarik yang sayang bila tak dibahas.

Di laga terakhir babak grup Liga Europa, alenatore Stefano Pioli merombak sususan Starting XI-nya. 11 pemain utama diistirahatkan dan Pioli memberi kesempatan bermain bagi beberapa pemain yang kurang menit bermainnya.

Andrea Conti yang baru sembuh dari cedera kembali mendapat kesempatan bermain. Conti juga didapuk jadi kapten dadakan di laga tersebut. Dua lulusan primavera, Lorenzo Colombo dan Daniel Maldini juga diturunkan sebagai starter.

Formasi dan rating pemain starter Milan di laga tandang ke markas Sparta Praha. | foto: tangkapan layar aplikasi FotMob
Formasi dan rating pemain starter Milan di laga tandang ke markas Sparta Praha. | foto: tangkapan layar aplikasi FotMob
Pioli juga mengganti formasi pakemnya. Jika biasanya memakai 4-2-3-1 dengan striker tunggal, Pioli mencoba formasi 4-3-3 dengan Tonali yang dipercayakan sebagai dirigen lini tengah.

Hasilnya cukup meyakinkan. Sepanjang laga Milan mendominasi tuan rumah dengan penguasaan bola 57%. Pemain rossoneri juga lebih banyak menyentuh bola dibanding pemain Sparta Praha (626 sentuhan berbanding 481 sentuhan).

Skuad Milan "B" yang diturunkan juga memperlihatkan efektivitas permainan. Di laga itu, Milan mencatat 8 tendangan dengan 6 diantaranya tepat sasaran.  

Pertahanan Milan juga tampil cukup solid. Hingga laga usai tak ada gol bersarang ke gawang Tatarusanu yang di malam itu membuat 4 penyelamatan penting.

Milan berhasil menang tipis 1-0 lewat gol tunggal Jens Petter Hauge di menit ke-23. Kembali, Hauge melepas sepakan mendatar dengan kaki kanannya setelah meliuk-liuk dan mengecoh beberapa pemain di sisi kanan pertahanan Sparta Praha.

Milan pun akhirnya memastikan lolos dari grup H Liga Europa 2020/2021 sebagai juara grup. Kepastian tersebut diraih setelah pesaing terdekatnya, Lille kandas dari Celtic.

Di laga vs Sparta Praha itu, penampilan yang cukup membuat decak kagum juga diperlihatkan duo bek tengah Milan yang diturunkan Pioli. Mereka adalah Leo Duarte dan Pierre Kalulu. Keduanya mengisi pos yang biasanya dihuni Romagnoli, Kjaer, dan Gabbia.  

Siapa sangka, baik Duarte maupun Kalulu tampil bagus di laga itu. Nama keduanya bahkan sempat masuk 20 besar trending topic Twitter Indonesia selepas laga Milan vs Sparta Praha berakhir.

Penampilan Duarte dan Kalulu jadi perbincangan tersendiri di kalangan pendukung Milan, wabil khusus untuk Pierre Kalalu yang mencatat debut di laga resmi bersama rossoneri. Untuk diketahui, Kalulu baru dibeli Milan di awal musim ini dari Lyon secara free transfer.

Pemain 20 tahun asal Prancis itu sejatinya berposisi asli sebagai bek kanan. Namun, di laga debutnya, Pioli menurunkan Kalulu sebagai bek tengah dan langsung mengundang apresiasi para milanisti yang menontonnya.

Kalulu bermain penuh selama 90 menit. Menurut catatan FotMob, dia jadi pemain dengan catatan umpan sukses terbanyak (46 umpan) di laga tersebut. Akurasi umpannya juga cukup baik, 87%.

Performa paling menyita perhatian dari Kalulu adalah kemampuannya berduel udara. Kalulu terlihat beberapa kali berhasil menghalau umpan lambung yang dikirmkan pemain Sparta Praha ke pertahanan Milan.

Bertinggi 184 cm, bek berpaspor Prancis itu memenangi 3 duel udara, membuat 2 sapuan dengan sundulan kepala, 4 intersep, dan membuat 3 recoveries penting. Atas performanya itu, FotMob memberi Kalulu penilaian sebesar 7,5.

Leo Duarte menjalani laga pertamanya di musim 2020/2021 bertandem dengan Kalulu di pekan terakhir babak grup Liga Europa. | foto: Twitter @acmilanbr
Leo Duarte menjalani laga pertamanya di musim 2020/2021 bertandem dengan Kalulu di pekan terakhir babak grup Liga Europa. | foto: Twitter @acmilanbr
Sementara itu, Leo Duarte juga tampil tak mengecewakan. Bek berpaspor Brasil itu juga tampil 90 menit dengan membuat catatan performa berupa 1 intersep, 1 recovery, dan 3 sapuan. Rating-nya di FotMob hanya 6,6 akibat gagalnya Duarte memenangi beberapa duel fisik di lini belakang.

Performa lumayan tapi menjanjikan yang diperlihatkan Kalulu dan Duarte tentu jadi angin segar buat lini belakang Milan. Selama ini, Pioli selalu bergantung pada Romagnoli, Kjaer, dan Gabbia saja.

Seusai laga, Stefano Pioli secara gamblang memuji performa Kalulu dan Duarte. Kepada Sky, Pioli secara jujur juga senang atas performa yang ditampilkan keduanya.

"Dalam latihan, ketika tidak ada bek tengah, kami memasang dia (Kalalu) di sana. Dia mengatakan kepada saya bahwa dia telah bermain sebagai bek tengah di sektor yunior. Saya senang dengan penampilan Kalulu dan Duarte."

Faktanya, sebelum laga melawan Sparta Praha digelar, Pioli cukup pusing dengan pemilihan bek tengah. Pasalnya, belum lama ini mereka kehilangan Simon Kjaer yang cedera paha dan baru diperkirakan sembuh paling cepat pada 20 Desember nanti.

Cederanya Kjaer terjadi juga setelah beberapa hari Romagnoli dinyatakan pulih dari cederanya. Seolah silih berganti, sebelum Kjaer sudah ada Mateo Musacchio yang sudah menepi lama sejak musim lalu akibat cedera.

Performa bagus Kalulu dan Duarte tentu jadi angin segar, tapi pos bek tengah Milan masih memprihatinkan. Menurut saya, Milan juga tak boleh serta merta bergantung kepada Kalulu dan Duarte pasca performa apik keduanya.

Mengapa? Menurut saya, baik Kalulu dan Duarte punya permasalahan masing-masing.

Untuk Duarte, laga tandang ke Ceko adalah debutnya di musim ini. Duarte juga belum lama ini sembuh dari masalah fisik. Bek yang kini berusia 24 tahun itu didatangkan Milan dari Flamengo di musim panas 2019. Saat itu Milan harus membelinya dengan harga 10 juta euro.

Sayangnya, biaya yang telah dikeluarkan Milan tak sepadan dengan performanya di awal masa kedatangannya. Duarte langsung terkena kombinasi cedera. Beberapa bulan yang lalu, Duarte juga sempat positif Corona.

Kesimpulannya, Duarte cukup lama beradaptasi di dalam skuad Milan. Lamanya absen karena cedera ditambah masih kurangnya menit bermain bukan jadi jaminan aman bagi pertahanan Milan.

Kondisi Duarte masih mending bila dibandingkan Kalulu. Kalulu masih sangat muda, 20 tahun. Pengalamannya jauh lebih minim dibanding Duarte. Ini dikarenakan sebelum berseragam Milan, Kalulu berasal dari Lyon B dan belum pernah merasakan berlaga di liga level teratas.

Atas dasar itulah, bergantung terlalu cepat kepada sosok Duarte dan Kalulu sangatlah riskan. Maka opsi terbaik dan teraman bagi Milan tetaplah membeli bek baru di bulan Januari nanti.

Lalu, siapa saja bek tengah incaran Milan di bursa transfer musim dingin?

Kriteria yang dibutuhkan Milan untuk mengisi posisi tersebut adalah muda, punya prospek cerah, dan harga yang masuk di kantong. Kriteria terakhir adalah punya riwayat pengalaman yang menjanjikan, sebab dia harus melapisi Kjaer dan Romagnoli yang sudah kenyang pengalaman.

Profil dan rating 3 bek tengah incaran Milan di bursa transfer Januari 2021. | foto: tangkapan layar aplikasi FotMob
Profil dan rating 3 bek tengah incaran Milan di bursa transfer Januari 2021. | foto: tangkapan layar aplikasi FotMob
1. Nikola Milenkovic

Nama yang harus ada didaftar ini adalah Nikola Milenkovic. Bek timnas Serbia itu masih berusia 23 tahun dan sudah diincar Milan sejak bursa transfer musim panas lalu. Menurut transfermarkt, harga pasaran Milenkovic ada di angka 28 juta euro.

Sejauh ini, Milenkovic sudah tampil 10 kali di Serie A, mengemas 2 gol dan 1 asis. Bersama Serbia, dia sudah tampil 8 kali di tahun 2020 ini.

Milenkovic bisa dibilang sudah jadi tumpuan Fiorentina dan timnas Serbia di usianya yang baru 23 tahun. Hanya saja, untuk dapat tanda tangannya, Milan perlu bernego cukup alot dengan pemilik Fiorentina, Rocco Commisso.

Diketahui, Fiorentina enggan melepasnya di bursa transfer sebelumnya. Selain itu, Milan perlu belajar dari kasus Federico Chiesa. Pada bursa transfer kemarin, Chiesa juga diincar Milan, sayangnya Commisso lebih memilih menjualnya ke Juventus yang menawar harga lebih mahal.

Intinya, masalah utama merekrut Milenkovic adalah harga dan alotnya negosiasi yang harus benar-benar bikin senang Commisso. Ditambah rumor yang menyebut Inter juga tengah mengincarnya, persaingan untuk medapat Milenkovic jelas susah.

2. Kristoffer Ajer

Nama kedua yang masuk daftar adalah bek Glasgow Celtic, Kristoffer Ajer. Sama seperti Milenkovic, Ajer juga sudah diminati Milan sejak bursa transfer musim panas kemarin.

Hanya saja, saat itu pelatih Celtic, Neil Lennon secara terang-terangan enggan melepas Ajer karena masih membutuhkan jasanya. Ketertarikan Milan makin bertambah setelah menyaksikan secara langsung performa Ajer di babak grup Liga Europa.

Kesempatan merekrut Ajer lebih besar dibanding Milenkovic setelah Neil Lennon juga puas dengan performa pemain Milan yang dipinjam Celtic, Diego Laxalt. Rossoneri bisa saja menjadikan Laxalt jadi alat barter untuk mendapatkan jasa bek Norwegia berusia 22 tahun itu.

3. Ozan Kabak

Dibanding Milenkovic dan Ajer, rumor ketertarikan Milan terhadap Kabak lebih tercium aromanya. Selama beberapa bulan terakhir, nama Kabak makin santer diisukan jadi target utama Milan di bursa transfer Januari nanti.

Bila dibandingkan dengan Milenkovic dan Ajer, kesempatan untuk mendapatkan Kabak cukup besar. Harga pasaran Kabak menurut transfermarkt ada di kisaran 25 juta euro, namun seperti yang sudah banyak diberitakan media Italia, Milan akan berjuang di angka 15 juta euro.

Situasi Kabak di Schalke juga mendukung Milan untuk dapat segera merekrutnya. Menurut Tuttosport, Schalke tak dapat mencegah keinginan Kabak untuk angkat kaki di Januari nanti setelah Schalke tak pernah meraih kemenangan selama 26 laga terakhirnya sejak 17 Januari 2020.

Situasi Schalke yang mengalami krisis finansial juga memungkinkan Milan bisa mendapatkan Kabak dengan harga miring. Namun, persaingan untuk mendapatkan jasa Kabak cukup berat dengan Liverpool yang juga tengah mengejarnya.

Selain mereka bertiga, Milan juga sebelumnya telah dikaitkan dengan beberapa nama. Ada Mohamed Simakan (20 tahun) dari RC Strasbourg, Matteo Lovato (20 tahun) dari Hellas Verona, dan yang terbaru ada Davinson Sanzhez (24 tahun) dari Tottenham Hotspur.   

Sanchez diketahui tak masuk skema Jose Mourinho di Spurs. Menurut The Sun, Milan tertarik dengan Sanchez yang juga ingin segera hengkang. Sayanganya, ini adalah laporan The Sun (kurang kredibel) dan harga Sanchez terbilang mahal (42 juta euro).

Sementara situasi Lovato cukup kompetitif. Verona ingin mempertahankan Lovato untuk setidaknya hingga akhir musim. Sayangnya, Milan butuh bek baru segera dan persaingan mendapatkan Lovato cukup berat dengan Juventus yang juga mengejarnya.

Opsi cadangan ada di Mohamed Simakan. Menurut Tuttosport, selain Kabak, Simakan adalah opsi paling realistis. Pemain timnas U-20 Prancis itu selalu jadi pilihan utama Stasbourg di Ligue 1 dan harganya juga cukup terjangkau, yaitu di kisaran 15 juta euro.

Menurut laporan terbaru dari Calciomercato, Milan disebut sudah menjalin kesepakatan verbal dengan Simakan. Rossoneri tinggal bernego dengan Stasbourg untuk menemui kata sepakat.

Mohamed Simakan, bek RC Stasbourg dan Timnas U-20 yang jadi salah satu incaran AC Milan di bursa transfer musim dingin. | foto: talenticalciatori.it
Mohamed Simakan, bek RC Stasbourg dan Timnas U-20 yang jadi salah satu incaran AC Milan di bursa transfer musim dingin. | foto: talenticalciatori.it
Milan harus segera menentukan pilihan utama dan opsi cadangan sesegera mungkin. Merekrut bek tengah baru bukanlah sekadar menambah kedalaman skuad semata, tapi sudah jadi kebutuhan.

Milan tak bisa selamanya bergantung dengan sosok Gabbia-Kjaer-Romagnoli. Sebab, salah satu penyebab cedera paha yang dialami Simon Kjaer adalah kelelahan. Bila masih berambisi lolos ke Liga Champions musim depan dan mempertahankan performa apik di Serie A dan Liga Europa, maka rossoneri memang harus membeli bek baru.

Sekian. Forza Milan!

@IrfanPras

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun